Abstract
Ikan tenggiri merupakan jenis ikan yang umumnya digunakan dalam pembuatan otak-otak. Autentikasi produk pangan berbahan dasar ikan sulit dilakukan jika dilihat dengan mata telanjang sehingga adanya pemalsuan atau mislabeling pada produk tersebut sangat mungkin terjadi. Daging ikan sapu-sapu juga dapat digunakan sebagai bahan baku produk berbahan dasar ikan karena memiliki kandungan protein yang tinggi. Namun sumber ikan sapu-sapu yang diambil dari Sungai Ciliwung berpotensi mengandung logam berat di antaranya Pb, Cd, Hg, Sn, dan As. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi kandungan ikan tenggiri dan ikan sapu-sapu pada produk otak-otak, dan identifikasi kandungan logam berat pada sampel otak-otak yang mengandung ikan sapu-sapu. Sampel otak-otak yang dianalisis sebanyak 19 dengan tiga sampel menuliskan keterangan ikan tenggiri pada kemasannya. Analisis DNA ikan sapu-sapu dan tenggiri pada otak-otak menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang menggunakan primer spesifik. Analisis logam berat menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 12 sampel teridentifikasi adanya pita berukuran 423 pb pada gel elektroforesis. Pita tersebut terkonfirmasi spesies ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys sp.). Pita berukuran 238 pb juga ditemukan pada 9 sampel yang sesuai dengan produk PCR menggunakan primer ikan tenggiri (Scomberomorus commerson). Total 12 sampel otak-otak teridentifikasi mengandung ikan sapu-sapu, 11 di antaranya mengandung logam Pb dengan konsentrasi <0,034 mg/kg dan 1 sampel mengandung logam Pb dengan konsentrasi 0,34 mg/kg. Adanya kandungan logam berat pada sampel otak-otak yang konsentrasinya melebihi ambang batas maksimum menjadikan otak-otak tersebut tidak halalan thayyiban untuk dikonsumsi.
Publisher
Indonesian Society Fisheries Product Processing
Subject
General Materials Science
Reference35 articles.
1. Abdullah, A., Rehbein, H. (2015). The differentiation of tuna (family: Scombridae) products through the PCR-based analysis of the cytochrome b gene and parvalbumin introns.Sci Food Agric.96 : 456 – 464. DOI 10.1002/jsfa.7111
2. Abdullah, A., Nurilmala, M., Sitaresmi, K.P. (2019). DNA mini barcodes sebagai penanda molekuler untuk ketertelusuran label pangan berbagai produk ikan layur. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 22(1): 33-40.
3. Agustina, T. (2014). Kontaminasi Logam Berat Pada Makanan dan Dampaknya Pada Kesehatan. Teknobuga. 1(1): 53 – 65.
4. Aiman. (2016). Telusuri ikan sapu-sapu yang jadi bahan “siomay”. Diakses September 2020 pada https://amp.kompas.com/megapolitan/read/2016/09/05/19275601/aiman.malam.ini.
5. Aksari, Y.D., Perwitasari, D., Butet, N.A. (2015). Kandungan Logam Berat (Cd, Hg, Pb) pada ikan sapu-sapu Pterygoplichthys pardalis (Castelnau,1855) di Sungai Ciliwung. Jurnal Iktiologi Indonesia. 15(3): 257 – 266.