Affiliation:
1. Program Studi Budidaya Perairan, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna Raha, Indonesia
2. Pusat Studi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna Raha, Indonesia
Abstract
Penelitian dilaksanakan bulan Juni–Desember 2013 di Desa Labone, Kecamatan Lasalepa dan Desa Wabintingi, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna tentang nilai ekonomi hutan dengan pendekatan nilai pasar menggunakan instrumen kuisioner dan wawancara mendalam. Data pengukuran vegetasi hutan dan nilai ekonomi dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis menunjukkan nilai penutupan 18,347%, 27,932% dan 3,766% (Ci<50%). Hutan mangrove di Desa Wabintingi, nilai penutupan 104,909%, 25,480% dan 37,691 (Ci>75%). Kondisi hutan mangrove Desa Wabintingi lebih baik dibanding hutan mangrove Desa Labone. Jenis pemanfaatan sumberdaya hutan mangrove di Desa Labone yakni penambangan pasir, pengambilan kayu bakar komersial, pengrajin atap nipa, penangkapan kepiting, ikan dan pengumpulan kerang-kerangan. Sementara di Desa Wabintingi yakni pengrajin atap daun nipa, penangkapan kepiting, udang, ikan, dan pengumpulan kepiting. Manfaat tidak langsung berupa penjaga abrasi pantai, siklus makanan dan penyedia bahan organik, dan sebagai penyerap karbon. Nilai ekonomi Desa Labone mencapai Rp.131.076.911,- per hektar per tahun atau sebesar Rp.2.836.335.023,- per tahun dengan sumbangan terbesar bersumber dari manfaat tidak langsung sebesar 95,10%, manfaat pilihan 2,88%, manfaat keberadaan 1,57% dan manfaat langsung 0,45%. Sementara nilai ekonomi Desa Wabintingi mencapai Rp.135.116.100,- per hektar per tahun, dengan sumbangan tersbesar bersumber dari manfaat langsung aktual 63,57%, manfaat tidak langsung 34,55%, manfaat keberadaan 1,78% dan manfaat pilihan 0,10%.
Publisher
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna
Reference24 articles.
1. Adrianto, L., Fahrudin, A., & Wahyudin, Y. (2007). Konsepsi Valuasi Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Modul, disampaikan pada Pelatihan Teknik dan Metode Pengumpulan Data Valuasi Ekonomi, Kerjasama Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut IPB Bogor dengan. : Pusat Survey Sumberdaya Alam Laut BAKOSURTANAL, Bogor 5 - 9 Maret. [Google Scholar]
2. Anonim, (2008). Laporan Tahunan Statistik Perikanan. Dinas Kealutan dan Perikanan Kabupaten Muna. : Kabupaten Muna. [Google Scholar]
3. Bengen, D. G. (2002). Sinopsis Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. Bogor, 63. [Google Scholar]
4. Bengen, D. G. (2002). Pengumpulan dan Analisis Data Biofisik Ekosistem Pesisir. Paper presented at Pelatihan Integrated Coastal Zone Planning and Management (ICZPM) , Kerjasama Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Laut IPB Bogor dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Muna. [Google Scholar]
5. Bengen, D. G. (2000). Pedoman teknis pengenalan & pengelolaan ekosistem mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Bogor: (PKSPL), Institut Pertanian Bogor (IPB). [Google Scholar]
Cited by
5 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献