Abstract
[Bahasa]: Persoalan radikalisme dan terorisme di Indonesia sudah sangat nampak kian berbahaya. Bahkan, aksi tersebut sudah menyeret anak-anak di dalamnya. Misalnya saja bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya pada tahun 2018 silam yang juga melibatkan empat orang anak yang notebenenya masih sekolah, bahkan yang menyedihkan dua diantaranya masih berada pada tingkatan Sekolah Dasar. Pengabdian ini berupaya untuk turut berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan tersebut dengan bentuk pengabdian di lembaga pendidikan dasar Islam, yakni Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) dengan kerangka besar moderasi beragama. Kegiatan yang dijalankan ada dua, yakni parenting yang bernuansa wasathiyah dan perpustakaan Qur’ani. Dengan metode Participatory Action Research (PAR) dan dilaksanakan dalam jangka waktu tiga bulan, yaitu Juli sampai September 2020, pengabdi sampai pada kesimpulan bahwa dua kegiatan tersebut cukup bisa membangun pemahaman keagamaan masyarakat TPQ menjadi lebih moderat, atau paling tidak, bisa lebih memperkuat moderasi beragama yang sudah mereka yakini. Mereka menyadari bahwa harus adanya kecintaan terhadap Indonesia dan adanya kesadaran bahwa perbuatan radikalisme dan terorisme merupakan perbuatan yang keji. Meskipun demikian, pengabdi menyadari bahwa perlu waktu yang jauh lebih lama untuk bisa merubah pemahaman ke arah yang benar-benar moderat.
Kata Kunci: moderasi; parenting wasathiyah; perpustakaan; Taman Pendidikan al-Qur’an
[English]: The problems of radicalism and terrorism in Indonesia have become increasingly dangerous. The actions have already dragged children into it. For example, the suicide bombing in three churches in Surabaya in 2018 involved four schoolchildren; sadly, two of them were still at the elementary school level. This community service program seeks to resolve these problems by implementing religious moderation in Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ). The program comprised two activities; parenting with wasathiyah nuances and the Qur'anic library and applied Participatory Action Research (PAR). It was implemented within a period of three months, from July to September 2020. The results show that both programs are able to construct a moderate religious understanding of the TPQ community, or at the very least, reinforce the existing religious moderation they already have. They realized that people must love their homeland (Indonesia) and that radicalism and terrorism are heinous. Nonetheless, it will take much longer to change their understanding into a truly moderate one.
Keywords: moderation; parenting wasathiyah; library; Taman Pendidikan al-Qur’an
Publisher
State Islamic University (UIN) Mataram
Cited by
1 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献