Abstract
Humans are creatures that cannot live alone and that is why humans must live in groups. Therefore social scientists call humans social beings. Humans also have thoughts, feelings and desires and human thoughts, feelings and wills are used to be able to live in the social, cultural and natural environment. Human thoughts, feelings and will result in the emergence of adaptation strategies for humans, so they can survive in their social, cultural and natural environment. Social sciences experts adopt the adaptation strategy with culture. Therefore, humans are united with their culture or in other words humans cannot live without their culture, including the customs in it. Thus, Christianity must see, understand and treat humans together with the culture and customs that are in it, so that there are no collisions that should not occur.
Abstrak: Manusia itu adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri dan itu sebabnya manusia itu harus hidup berkelompok. Karena itu para ahli ilmu sosial menyebut manusia sebagai mahluk sosial. Manusia juga memiliki fikiran, perasaan dan kehendak serta fikiran, perasaan dan kehendak manusia itu dipakai agar dapat hidup di lingkungan sosial, budaya dan alamnya. Fikiran, perasaan dan kehendak manusia itu mengakibatkan munculnya strategi adaptasi bagi manusia, sehingga dapat bertahan hidup di lingkungan sosial, budaya dan alamnya. Para ahli ilmu sosial menyebu strategi adaptasi itu dengan kebudayaan. Karena itu, manusia bersatu dengan kebudayaannya atau dengan kata lain manusia tidak dapat hidup tanpa kebudayaannya, termasuk adat istiadat yang ada di dalamnya. Dengan demikian, kekristenan harus melihat, memahami dan memperlakukan manusia bersama-sama dengan kebudayaan dan adat istiadat yang ada di dalamnya, supaya tidak terjadi benturan-benturan yang seharusnya tidak terjadi.
Publisher
Sekolah Tinggi Teologia Paulus Medan
Cited by
2 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献