Abstract
Abstract. Among Christians from the Sundanese tribe, there are pros and cons towards the tradition of circumcision. There are those who carry out circumcision and there are those who don't. Each of these practices also has various reasons. Therefore, this research aimed to express how Sundanese Christians live their faith while living in a society with traditions that seem contrary to their faith. The method used in this research was the ethnographic method. The results showed that the acceptance or rejection of circumcision cannot be separated from family background and the beliefs held before becoming a Christian. Thus it can be concluded that faith will become dynamic when it encounters cultural realities in society.Abstrak. Di kalangan orang Kristen yang berasal dari suku Sunda terdapat sikap pro dan kontra terhadap tradisi sunat. Ada yang melaksanakan sunat dan ada yang tidak. Masing-masing sikap tersebut juga memiliki alasan yang beragam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bagaimana orang Kristen Sunda menghayati imannya di saat bersamaan hidup dalam masyarakat dengan tradisi yang terasa bertentangan dengan iman tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode etnografi. Hasilnya menunjukkan bahwa sikap menerima atau menolak sunat tidak dapat dilepaskan dari latar belakang keluarga dan kepercayaan yang dianut sebelum menjadi orang Kristen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa iman akan menjadi dinamis ketika berjumpa dengan realitas budaya di tengah masyarakat.
Publisher
Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta