Abstract
Setiap saat di setiap sudut wilayah negeri ini pemandangan intoleransi dan kekacauan, bahkan pengalaman dibedakan, diasingkan, direndahkan, dan ditiadakan (the other) mengisi perjalanan hidup bangsa ini. Entah berapa nyawa yang sudah melayang karena intoleransi dan diskriminasi. Penulis pikir perlu kiranya mentranformasikan kembali sebuah tatanan masyarakat “ melek komunikasi” yang didasarkan kecerdasan spiritual. Sehingga dapat disarikan bahwa pengertian “ Spiritual Communication Quotient” adalah suatu proses penyampaian pesan-pesan berbasis nilai-nilai Ilahiah melalui media-atau saluran-saluran tertentu dalam rangka untuk mendapatkan solusi bagi perwujudan perdamaian antarumat beragama di muka bumi. Adapun komponen Kecerdasan Komunikasi ini disarikan dari kandungan Al-Qur’an seperti: berbicara yang efektif (qawlan balighan) dalam QS.An-Nisaa:63, berbicara benar (qawlan sadiddan) dalam QS. An-Nisaa:9, dan berbicara baik (qawlan ma’rufan) dalam QS. Al-Imran:104, berbicara yang lembut (qawlan layinan) dalam QS. Thaahaa:44, berbicara yang pantas (qawlan maysuran) dalam QS Al-Isra:28, dan berbicara yang mulia (qawlan kariman) dalam QS. Al-Isra:23, dan sebagainya. Pendekatan SCQ ini harus diintegrasikan dan diimplemantasikan secara kafah dan istiqamah lagi agar tercipta perdamaian dan tatanan masyarakat yang penuh toleransi.
Cited by
1 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献