Abstract
Pembelajaran bahasa asing di Indonesia telah mempunyai sejarah yang panjang. Pada jaman kolonial, bahasa asing telah diajarkan di sekolah tertentu, terutama bagi keturunan bangsawan dan anak-anak Belanda. Alih-alih ingin menciptakan generasi masa depan yang bisa bersaing di tingkat internasional di era globalisasi, pelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar dihilangkan dan jam pelajaran bahasa Inggris di tingkat SMP dan SMA dikurangi di dalam kurikulum 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis berbagai kebijakan pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia dalam persperktif pembentukan warga dunia dengan kompetensi antarbudaya karena menjadi warga dunia di zaman globalisasi merupakan sebuah kepastian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan teknik dokumen analisis. Berbagai dokumen dari buku, artikel penelitian maupun dokumen kurikulum sendiri dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemerintah Indonesia selama ini telah mengalokasikan pembelajaran bahasa asing sejak kurikulum pertama yaitu kurikulum 1947 sampai kurikulum 2013. Namun pada kurikulum 2013 alokasi pembelajaran bahasa asing lebih sedikit dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Di sisi lain, globalisasi menuntut untuk pembelajaran bahasa lebih banyak di tingkat sekolah dalam rangka pembentukan seluruh warga Indonesia menjadi warga dunia. Namun, pengaruh pembelajaran bahasa Inggris yang tidak sesuai dengan kebudayaan Indonesia perlu diantisipasi dengan kompetensi antarbudaya. Oleh karena itu, dalam rangka pembentukan warga dunia melalui pembelajaran bahasa Inggris, baik peserta didik ataupun guru harus memiliki kompetensi antarbudaya yang tercermin di dalam materi pembelajaran sehingga tetap berbudaya Indonesia meski mempelajari bahasa Inggris.
Subject
Psychiatry and Mental health
Cited by
3 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献