Author:
Saputra Anzas Niam,Mahyarudin Mahyarudin,Asseggaf Syarifah Nurul Yanti Rizki Syahab
Abstract
Latar Belakang: Kasus resistensi obat telah ditemukan dalam pengobatan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Acinetobacter baumannii. Bawang putih dan bawang hitam siung tunggal diduga dapat menjadi obat antibakteri karena mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, tanin, dan senyawa organosulfur yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan: Mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak bawang putih siung tunggal dan bawang hitam siung tunggal terhadap Acinetobacter baumannii. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian experiment dengan rancangan penelitian post-test only control group design. Metode difusi cakram Kirby-Bauer digunakan untuk uji antibakteri dan metode kualitatif dengan reaksi reagen spesifik digunakan untuk analisis fitokimia. Hasil: Zona hambat yang terbentuk oleh kedua ekstrak didapatkan mulai dari konsentrasi 50%. Rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk oleh ekstrak etanol bawang putih siung tunggal konsentrasi 50%, 75%, dan 100% adalah 7,5 mm (sedang), 7,87 mm (sedang), dan 9,8 mm (sedang). Sedangkan rata-rata diameter ekstrak etanol bawang hitam siung tunggal konsentrasi 50%, 75%, dan 100% adalah 8,77 mm (sedang), 12,03 mm (kuat), dan 12,5 mm (kuat). Analisis fitokimia menunujukkan ekstrak etanol bawang putih siung tunggal mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan sulfur. Sedangkan ekstrak etanol bawang hitam siung tunggal mengandung alkaloid, flavonoid, fenolik, saponin, tanin, dan sulfur. Kesimpulan: Aktivitas antibakteri ekstrak bawang hitam siung tunggal lebih tinggi dibandingkan ekstrak bawang putih siung tunggal.
Reference19 articles.
1. Adhuri, I. K., Kristina, T. N., & Antari, A. L. (2018). Perbedaan Potensi Antibakteri Bawang Putih Tunggal Dengan Bawang Putih Majemuk Terhadap Salmonella Typhi. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 7(2), 415–423.
2. CLSI. (2023). Performance Standards for Antimicrobial Susceptibility Testing. 33nd ed. CLSI supplement M100. In Clinical and Laboratory Standards Institute (Issue 33).
3. Dewi, S. T. R., Salim, H., & Karim, D. (2020). Efek Pemberian Perasan Bawang Putih Lanang (Allium sativum (L.) terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Candida albicans, Streptococcus mutans dan Propionibacterium acnes. Media Farmasi Poltekkes Makassar, XVI(1), 124–129. https://doi.org/10.32382/mf.v16i1.1415
4. Fitriana, N., Lestari, R., & Lukiati, B. (2018). Senyawa Alami Bawang Putih Tunggal sebagai Inhibitor LpxC Bakteri Pseudomonas aeruginosa melalui Virtual Screening. Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 18(1), 25–33. https://doi.org/10.18196/MM.180111
5. Fournier, P. E., & Richet, H. (2006). The epidemiology and control of Acinetobacter baumannii in health care facilities. Clinical Infectious Diseases : An Official Publication of the Infectious Diseases Society of America, 42(5), 692–699. https://doi.org/10.1086/500202