Affiliation:
1. Department of Oceanography, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275, Indonesia
Abstract
Garam merupakan komponen penting bagi manusia yang dimanfaatkan baik sebagai kebutuhan pokok maupun bahan baku industri. Indonesia, yang memiliki sumber daya lautan yang luas, ironisnya masih melakukan impor garam karena kebutuhan garam di Indonesia yang mencapai 61,5% berbanding terbalik dengan persentase produksi garam yang hanya sebanyak 31%. Indonesia yang memiliki iklim Tropis umumnya menggunakan metode Solar Evaporation untuk memproduksi garam dengan memanfaatkan panas matahari. Namun, kualitas garam yang dihasilkan di provinsi Jawa Tengah masih sedikit yang mencapai mutu KW-1. Penelitian ini menganalisis faktor klimatologi yang mempengaruhi produktivitas produksi garam di Kabupaten Rembang, daerah penghasil garam terbesar kedua di Jawa Tengah, dengan menggunakan metode kuantitatif. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dan mengolahnya dengan berbagai software pendukung, yaitu Microsoft word, Ocean Data View 4, dan ArcGis 10.3. Hasil penelitian menunjukkan kondisi ideal produksi garam besar dipengaruhi oleh beberapa variabel dengan nilai korelasi radiasi matahari r=0,782, salinitas r=0,697, dan kelembapan relatif r=-0,673. Waktu produksi garam tertinggi ini terjadi di bulan Oktober yang mengalami fase peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa produksi garam di Kabupaten Rembang sangat dipengaruhi oleh faktor hidrologi, khususnya curah hujan. Kata kunci: Produksi Garam, Curah hujan, Iklim, Kabupaten Rembang Abstract Salt is an essential component for humans used both as a basic need and industrial raw material. Indonesia, which has vast ocean resources, ironically still imports salt because the need for salt in Indonesia reaches 61.5%, in contrast to the percentage of salt production, which is only 31%. As a tropical climate country, Indonesia generally uses the Solar Evaporation method to produce salt by utilizing solar heat. However, the quality of salt produced in the province of Central Java is still low, which reaches the KW-1 quality. This study analyzes climatological factors that affect the productivity of salt production in Rembang Regency, the second-largest salt-producing area in Central Java, using quantitative methods. The research collected secondary data and processed it with supporting software such as Microsoft word, Ocean Data View 4, and ArcGis 10.3. The results showed that the ideal conditions for large salt production were influenced by several variables with the correlation value of solar radiation r=0.782, salinity r=0.697, and relative humidity r=-0.673. The highest salt production time occurs in October, experiencing a transitional phase from the dry to the rainy season. From this research, it can be concluded that hydrological factors, especially rainfall, strongly influence salt production in Rembang Regency. Keywords: Salt Production, Rainfall, Climate, Rembang Regency
Publisher
Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)