Affiliation:
1. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas PGRI Sumatera Barat, Padang, Indonesia, Indonesia
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan relasi gender antara laki-laki dengan perempuan Minangkabau yang tidak mencerminkan relasi gender ideal menurut tatanan adat matrilineal di dalam novel berjudul Perempuan Batih karya A.R Rizal. Berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan mendeskripsikan maskulinitas laki-laki Minangkabau ditinjau dari, a) relasi kekuasaan (power relation); b) relasi produksi (production relation); dan c) cathexis. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik analisis isi yang bersifat deskriptif. Temuan hasil penelitian menunjukkan tiga hal. Pertama, ditinjau dari aspek relasi kekuasaan (power relation), maskulinitas tokoh cerita bernama Darso bersifat hegemonik yang terbentuk oleh kekuasaan mutlak sebagai suami—kekuasaan hegemonik tersebut dimanfaatkan oleh Darso untuk mengatur, menguasai, serta mendapatkan posisi superior di atas posisi istrinya yang subordinat. Kedua, maskulinitas hegemonik juga diwujudkan oleh Darso dalam perkawinannya dengan Gadis melalui pengaturan jenis dan regulasi pekerjaan antara suami dengan istri dalam rumah tangga yang sangat mencerminkan pensubordinasian kaum perempuan. Ketiga, maskulinitas hegemonik dalam perkawinan juga diwujudkan oleh Darso dengan cara mengendalikan secara sepihak hak-hak untuk menambah jumlah anak dan kebebasan suami menuntut kembali pemenuhan kebutuhan biologis kepada istri yang telah ditinggalkan selama belasan tahun tanpa status perceraian yang sah.
Publisher
Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)