Affiliation:
1. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Indonesia
Abstract
Setiap orang mendambakan pernikahan yang harmonis. Namun, terdapat pernikahan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sehingga menimbulkan dilema bagi ibu antara memilih untuk mempertahankan rumah tangganya atau bercerai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengalaman ibu korban KDRT hingga memutuskan bercerai. Subjek penelitian berjumlah 3 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria seorang ibu yang memiliki anak, telah bercerai setidaknya minimal 2 tahun mengalami KDRT khususnya jenis KDRT psikis karena perselingkuhan, dan bersedia menjadi partisipan penelitian. Metode dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) melalui wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian diperoleh tiga tema induk, yakni (1) tema terkait dinamika ketika mengalami KDRT meliputi tema superordinat dampak akibat KDRT dan jenis KDRT yang dialami; (2) pengambilan keputusan bercerai meliputi tema superordinat , pertimbangan pengambilan keputusan cerai, upaya mempertahankan rumah tangga, persiapan menghadapi perceraian; dan (3) pengasuhan anak meliputi tema superordinat upaya memahami anak, strategi pengasuhan anak, dan makna anak bagi ibu. Berdasarkan tema-tema tersebut dapat diambil kesimpulan fenomena pengambilan keputusan cerai cenderung menyebabkan beban psikologis bagi ibu dan anak. Tetapi ternyata peristiwa itu tidak selamanya negatif apabila merupakan satu-satunya pilihan bagi keluarga yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga yang berkepanjangan. Pengambilan keputusan cerai tidak terlepas dari faktor-faktor yang memengaruhinya yaitu adanya penderitaan selama mengalami KDRT, adanya dukungan sosial dan mempertimbangkan kondisi psikologis anak.
Publisher
Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)