Affiliation:
1. Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia
Abstract
Kawasan perkotaan yang tidak terencana menyebabkan adanya jarak antara lokasi hunian dengan lokasi pemenuhan kebutuhan. . Dengan adanya jarak tersebut mempunyai dampak pada pengeluaran biaya transportasi dan hunian yang dikeluarkan oleh masyarakat, seperti Provinsi Jawa Tengah pada Kawasann Aglomerasi Bregasmalang. Berdasarkan data BPS terdapat sebesar 44,2% pengeluaran yang digunakan masyarakat guna memenuhi kebutuhan tempat tinggal sebagai kebutuhan utama. Disampig itu, sebesar 25% masyarakat mengeluarkan biaya transportasi di Jawa Tengah. Hal ini dinilai sebagai salah satu penyebab dari rendahnya tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, dibutuhkan penyediaan koridor potensial untuk angkutan umum massal berbasis jalan di wilayah aglomerasi Bregasmalang. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis Network analyst dengan berbasis GIS. Melalui metode tersebut hasil yang diharapkan dalam penelitian ini berupa koridor potensial dan prioritas pembangunan yang sesuai dengan lokasi hunian terjangkau sebagai titik permintaan perjalanan yang dapat menekan pengeluaran transportasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 4 koridor potensial angkutan umum massal beserta prioritas pembangunannya , yaitu Koridor III Tegal Timur – Bumijawa, Koridor IV Kersana – Slawi. Koridor I Pemalang – Tegal timur , Koridor II Tegal Timur- Losari.
Publisher
Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)