Affiliation:
1. CV. Wiyasa Jagad Pramudita, Yogyakarta, Indonesia
2. Department Of Urban And Regional Planning, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia 50275., Indonesia
Abstract
Menurut data dari Disporapar Jateng tahun 2019, sebanyak 7.232.342 wisatawan mengunjungi Kota Semarang. Wisatawan tersebut dibagi menjadi 7.150.343 wisatawan nusantara dan 81.999 wisatawan mancanegara. Dari 7.150.343 wisatawan domestik, sebanyak 3.024.536 wisatawan nusantara mengunjungi Lawang Sewu. Pemerintah Kota Semarang mengeluarkan Surat Keputusan Walikota No. 650/50/1992, memasukkan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang harus dilindungi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prioritas moda transportasi wisatawan untuk mencapai objek wisata Lawang Sewu. Melalui metode Analytic Hierarchy Process (AHP) ditemukan bahwa prioritas wisatawan menggunakan mobil sebesar 50,88%, motor sebesar 31,95%, dan BRT Trans Semarang dengan 17,18% dengan kriteria kenyamanan menjadi kriteria yang paling mempengaruhi dengan 43,54%. Ditambah dengan hasil dari analisis multi kriteria ditemukan bahwa mobil merupakan pilihan utama dengan 49,76%. Menandakan bahwa prioritas penggunaan kendaraan untuk menuju objek wisata Lawang Sewu yaitu kendaraan pribadi lebih tepatnya mobil. Hasil dari AHP dan dikaitkan dengan transportasi yang berkelanjutan didapatkan rekomendasi yaitu memberikan lahan parkir dengan instrument pengendali yaitu tarif parkir yang progresif untuk mengendalikan jumlah kendaraan pribadi secara jangka pendek dan meningkatkan kualitas BRT Trans Semarang dalam hal kenyamanan dan keamanan agar wisatawan mulai pindah menggunakan kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi.
Publisher
Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)