Affiliation:
1. Magister Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Indonesia
2. Perkumpulan Entomologi Kesehatan Indonesia, Indonesia
Abstract
Latar belakang: Daerah yang sudah mencapai eliminasi malaria harus melakukan fase pemeliharaan untuk mempertahankan kasus tetap nol. Sebagai daerah wisata dan ibu kota, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memiliki mobilitas dan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Daerah reseptif malaria yang masih ditemukan jentik nyamuk Anopheles spp. serta masih adanya kasus impor sangat berisiko terjadinya penularan kembali.Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari–Maret 2023 di Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Informan berjumlah 15 orang yang dipilih langsung oleh peneliti dengan metode snowball sampling. Data penelitian disajikan dalam bentuk teks, tabel dan gambar yang diperoleh dari hasil observasi di lapangan.Hasil: Penerapan vektor terpadu di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu menunjukkan penguatan komitmen pemangku kepentingan dilakukan dengan komunikasi, advokasi, motivasi, dan sosialisasi pada masyarakat oleh pemerintah setempat. Penguatan kebijakan tertuang pada SK Bupati terbaru nomor 174 tahun 2023 dan keputusan Gubernur DKI jakarta Nomor 395 Tahun 2022. Penguatan surveilans dilakukan dengan deteksi dini, PE, pengobatan, pemantauan, survey kontak dan pemeriksaan laboratorium. Surveilans migrasi dilakukan dengan pendataan kepada nelayan. Surveilans faktor risiko dilakukan dengan penemuan daerah reseptif berdasarkan keberadaan jentik, pemantauan lingkungan dan perilaku masyarakat. Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan merupakan daerah reseptif malaria. Partisipasi masyarakat yang masih tinggi dalam mengikuti kerja bakti kebersihan lingkungan. Jejaring kemitraan perlu ditingkatkan. Koordinasi dilakukan apabila ditemukan masalah yang bersangkutan dengan dinas terkait. survei migrasi hanya difokuskan pada nelayan dan belum pada wisatawan yang datang.Simpulan: Aktualisasi strategi pemeliharaan eliminasi malaria di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu belum maksimal. ABSTRACTTitle: Implementation of a malaria elimination maintenance strategy in Thousand Islands Administrative DistrictBackground: Regions that have achieved malaria elimination must carry out a maintenance phase to keep cases at zero. As a tourist area and capital city, the Thousand Islands Administration Regency has a fairly high mobility and population density. Malaria receptive areas that are still found by Anopheles mosquito larvae and imported cases are still at risk of retransmission.Method: This study was conducted in January–March 2023 in Thousand Island District, DKI Jakarta. This study used descriptive qualitative method. Data collection was conducted by in-depth interviews. The informants numbered 15 people who were directly selected by the researcher with snowball sampling method. The study data were presented in the form of text, tables and figures obtained from observations in the fieldResult: The implementation of integrated vectors in the Thousand Islands Administration District shows that strengthening stakeholder commitment is carried out by communication, advocacy, motivation, and socialization to the community by the local government. Policy strengthening is contained in the latest Regent Decree Number 174 of 2023 and DKI Jakarta Governor Decree Number 395 of 2022. Strengthening surveillance is carried out by early detection, PE, treatment, monitoring, contact surveys and laboratory tests. Migration surveillance is carried out by collecting data on fishermen. Risk factor surveillance is carried out by finding receptive areas based on the presence of larvae, environmental monitoring and community behavior. South Thousand Islands District is a malaria receptive area. Community participation is still high in participating in environmental hygiene service work. The partnership network needs to be improved. Coordination is carried out if problems are found related to related agencies. The migration survey is only focused on fishermen and not yet on incoming tourists.Conclusion: The actualization of the malaria elimination maintenance strategy in the Thousand Island Administrative District has not been maximized.
Publisher
Institute of Research and Community Services Diponegoro University (LPPM UNDIP)