Affiliation:
1. Institut Pertanian Bogor, Indonesia
Abstract
Perikanan selat Sunda termasuk kegiatan perikanan skala kecil (<10 GT) dan skala besar (>10 GT) yang masih menerapkan sistem bagi hasil dari pendapatan. Untuk itu perlu ditentukan tingkat pendapatan yang diperoleh sebagai bagian dari usaha penangkapan. Penelitian yang dilakukan di Selat Sunda Labuan dan Lempasing untuk menjawab besaran pendapatan yang diperoleh. Hasil menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh relative sama antara <10 GT dan >10 GT. Secara umum terlihat risiko penangkapan terhadap pendapatan masih tinggi saat musim panceklik. Untuk itu diupayakan 40 persen dari kelebihan pendapatan dari kebutuhan dipergunakan untuk menabung agar nelayan tetap memperoleh manfaat saat musim panceklik.
Publisher
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna
Reference23 articles.
1. Agusta, F. (2017). Analisis Pendapatan Penggunaan Beberapa Alat Tangkap Pada Pengelolaan Sumberdaya Ikan Secara Berkelanjutan Di Provinsi Lampung (Doctoral dissertation, Universitas Lampung).
2. Atmaja, S. B., Nugroho, D., & Natsir, M. (2016). Respons radikal kelebihan kapasitas penangkapan armada pukat cincin semi industri di Laut Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 17(2), 115-123.
3. Distribusi Spasial Kelimpahan Sumberdaya Ikan di Perairan Selat Sunda
4. Precautionary Approach dalam Pengelolaan Sumberdaya Ikan Tongkol (Euthynnus affinis, Cantor 1849) di Perairan Selat Sunda
5. Agustina, S., Boer, M., & Fahrudin, A. (2015). Dinamika Populasi Sumber Daya Ikan Layur (Lepturacanthus savala) Di Perairan Selat Sunda (Population Dinamycs of Savalai Hairtail fish (Lepturacanthus savala) in Sunda Strait Waters). Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and Management, 6(1), 77-85.