Author:
Hilaliyah Hilda,Chadis ,Ahmad Muzaki ,Aditya Rahman
Abstract
Lanskap Linguistik (LL) telah menjadi bidang penelitian yang cukup dinamis. Semua kajiannya berfokus pada pemakaian bahasa di ruang publik. Hal tersebut tidak terkecuali sebuah kantor pemerintahan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan penggunaan bahasa Indonesia dalam lanskap linguistik di Kantor Palang Merah Indonesia Jakarta Selatan (KPMIJS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data berupa gambar visual dikumpulkan dengan cara dipotret dan didokumentasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pertama, bahwa monolingual berbahasa Indonesia sebanyak 47%, merupakan situasi kebahasaan yang dominan ditemukan pada penggunaan bahasa di KPMIJS, disusul oleh monolinguistik Bahasa Inggris sebanyak 35%, dan bilingualistik bahasa Indonesia dan bahasa Inggris hanya 18%. Kedua, bentuk bahasa yang paling banyak digunakan adalah kata sebesar 34%, kalimat sebesar 34%, disusul oleh frasa yaitu 24%, dan wacana yaitu 8%. Ketiga, kesalahan penggunaan bahasa kerap ditemukan di area publik. Bentuk kesalahan berbahasa bahasa di KPMIJS dikarenakan salah tik (typo), penggunaan kata tidak baku, dan beberapa kesalahan berbahasa lainnya. Keempat, KPMIJS masih-masing bahasa memiliki fungsi, salah satu yang terbanyak adalah berfungsi sebagai pemberi petunjuk sebanyak 50%. Hal ini karena ada banyak sekat dan ruang di PMI olehnya petunjuk tertulis sangat dibutuhkan, terutama bila tidak ada orang untuk bertanya sesuatu, karenanya petunjuk lokasi, petunjuk tempat, petunjuk ruangan sangat penting. Selain itu, fungsi bahasa sebagai sumber informasi dan imbauan turut menghiasi di KPMIJS. Hal ini karena pengunjung yang datang ke KPMIJS, baik untuk mendonorkan darah maupun mencari darah sangat membutuhkan informasi, misal di mana harus mendaftar, bertanya (posko pengaduan), dan sebagainya. Selanjutnya, fungsi bahasa imbauan biasanya berisi perintah atau larangan kepada pengunjung.
Publisher
Universitas Cokroaminoto Palopo
Reference25 articles.
1. Akindele, D. O. (2011). Linguistic Landscapes as Public Communication: A Study of Public Signage in Gaborone Botswana. International Journal of Linguistics. Vol. 3(1).
2. Andriyanti, E. (2019). Linguistic landscape at Yogyakarta’s senior high schools in multilingual context: Patterns and representation. Indonesian Journal of Applied Linguistics, 9(1), 85-97.
3. Ardhian, D., Eti, E. S., & Mila, M. Z. (2023). Memotret Wajah Ruang Publik melalui Sistem Penamaan Perumahan di Kota Malang: Kajian Lanskap Linguistik. WIDYANTARA, 1(2), 169-187.
4. Backhaus, P. (2007). Linguistic Landscapes: A comparative study of urban multilingualism in Tokyo. Clevedon: Multilingual Matters.
5. Ben-Rafael, E, Shohamy, E. Amara, M.H., & Trumper-Hecht, N. (2006). Linguistic landscape as symbolic construction of public space: The case of Israel, International Journal of Multilingualism, Vol. 31: pp.7-30.