Kendala Petani Padi Dalam Menerapkan Sistem Padi Organik (Studi Kasus: Desa Damarwulan Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri)

Author:

Puji Setiono ,Sidhi Eko Yuliarsha,Pamujiati Agustia Dwi,Arissaryadin Arissaryadin

Abstract

This research aims to understand the implementation of organic rice farming in Damarwulan Village, Kepung District, Kediri Regency. This research involved the Ungkal Jaya Farmers Group in Damarwulan Village, Kepung District, Kediri Regency, which consisted of 38 farmers. In this group, 27 members use a conventional rice planting system, while 11 use an organic one. This research found that the average organic rice production per hectare was 6,698 kg for Harvested Dry Grain (GKP) and 5,655 kg for Milled Dry Grain (GKG). If farmers decide to process it into rice, they get around 4,354 kg of rice. Production costs incurred amounted to IDR20,688,409. The average income from organic rice farming in this research location is IDR19,366,286 for GKP, IDR21,586,822 for GKG, and IDR35,776,514 for rice. The research results also revealed several obstacles faced by farmers in cultivating organic rice, including (1) farmers' perception that organic farming is complicated because it requires special treatment, including the use of pesticide-free water, (2) the process takes time because the rice fields are contaminated by chemical residues and limited distribution of organic production facilities, (3) higher risk of pest and disease attacks, (4) market price uncertainty, and (5) expensive organic certification costs with a validity period of 3 years. Thus, organic rice cultivation has high-profit potential. However, farmers face various obstacles, such as the limited supply of organic resources, changes in farmer behavior patterns, the threat of plant pest organisms, and market uncertainty for organic rice.   Penelitian ini bertujuan untuk memahami implementasi pertanian padi organik di Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Penelitian ini melibatkan Kelompok Tani Ungkal Jaya di Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, yang terdiri dari 38 petani. Dalam kelompok ini, 27 anggota menerapkan sistem tanam padi konvensional, sementara 11 anggota menerapkan sistem tanam padi organik. Pada riset ini, ditemukan bahwa rata-rata produksi padi organik per hektar adalah 6.698 kg untuk Gabah Kering Panen (GKP) dan 5.655 kg untuk Gabah Kering Giling (GKG). Jika petani memutuskan untuk mengolahnya menjadi beras, mereka mendapatkan sekitar 4.354 kg beras. Biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp20.688.409. Rata-rata pendapatan dari usahatani padi organik di lokasi penelitian ini adalah Rp19.366.286 untuk GKP, Rp21.586.822 untuk GKG, dan Rp35.776.514 untuk beras. Hasil penelitian juga mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi petani dalam budidaya padi organik, antara lain: (1) persepsi petani bahwa pertanian organik rumit karena memerlukan perlakuan khusus, termasuk penggunaan air bebas pestisida, (2) proses yang memakan waktu karena tercemarnya sawah oleh residu kimia dan keterbatasan sarana produksi organik yang merata, (3) risiko serangan hama dan penyakit yang lebih tinggi, (4) ketidakpastian harga pasar, dan (5) biaya sertifikasi organik yang mahal dengan masa berlaku selama 3 tahun. Dengan demikian, budidaya padi organik sebenarnya memiliki potensi keuntungan yang tinggi, namun petani dihadapkan pada berbagai kendala, seperti keterbatasan pasokan sumber daya organik, perubahan pola perilaku petani, ancaman organisme pengganggu tanaman, dan ketidakpastian pasar beras organik.

Publisher

Universitas Kediri

Reference13 articles.

1. Aminah, M., Hubeis, M., Widiatmaka, W., & Wijayanto, H. (2018). Obstacles Of Farmers Participation In Organik Rice Development In Tasikmalaya District. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 8(3), 330–338. https://doi.org/10.29244/jpsl.8.3.330-338

2. Anggita, A., & Suprehatin, S. (2020). Apakah Usahatani Padi Organik Lebih Menguntungkan? Bukti dari Desa Pringkasap Kabupaten Subang. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 4(3), 576–592. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2020.004.03.12

3. Artini, W. (2017). Kebutuhan Petani Untuk Pengembangan Usahatani Padi Organik (Studi Kasus Terhadap Kelompok Petani Padi Organik di Kabupaten Kediri). Agrinika.

4. Charina, A., Andriani, R., & Deliana, Y. (2018). Dampak Penerapan Program Desa Organik Terhadap Petani Di Desa Cibodas Kabupaten Bandung Barat . MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 4(1), 1–11.

5. Dewi, L., Ambarawati, A., & Budiasa, W. (2016). Strategi Pengembangan Agribisnis Beras Merah Organik di Subak Wongayabetan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. JURNAL MANAJEMEN AGRIBISNIS (Journal Of Agribusiness Management), 4(1), 37–46.

同舟云学术

1.学者识别学者识别

2.学术分析学术分析

3.人才评估人才评估

"同舟云学术"是以全球学者为主线,采集、加工和组织学术论文而形成的新型学术文献查询和分析系统,可以对全球学者进行文献检索和人才价值评估。用户可以通过关注某些学科领域的顶尖人物而持续追踪该领域的学科进展和研究前沿。经过近期的数据扩容,当前同舟云学术共收录了国内外主流学术期刊6万余种,收集的期刊论文及会议论文总量共计约1.5亿篇,并以每天添加12000余篇中外论文的速度递增。我们也可以为用户提供个性化、定制化的学者数据。欢迎来电咨询!咨询电话:010-8811{复制后删除}0370

www.globalauthorid.com

TOP

Copyright © 2019-2024 北京同舟云网络信息技术有限公司
京公网安备11010802033243号  京ICP备18003416号-3