Abstract
Sungai Surabaya sebagai sumber daya air mempunyai fungsi sosial ekonomi dan budaya yang sangat vital karena digunakan sebagai bahan baku air minum, industri, maupun pertanian. Penurunan kualitas air sungai Surabaya diwarnai oleh emisi limbah pada inlet sungai, baik limbah industri, pertanian maupun domestik, yang mengakibatkan penurunan kemampuan self purification sungai. Tujuan dalam penelitian ini adalah peningkatan mutu air sungai dengan metode perlakuan koagulasi, absorbsi, dan ion exchange untuk parameter kekeruhan, kesadahan total, TDS, total coliform, besi, dan khlorida. Adapun hasil dan kesimpulannya adalah : Proses koagulasi, absorbsi, dan ion exchange menggunakan treatment Coagulant Aid, ferrolite, manganese green sand, resin anion, dan resin kation pada pengolah air sungai dapat menurunkan kekeruhan sebesar 32 skala NTU, kesadahan total 136 mg/l CaCO3, total dissolved solid (TDS) 385 mg/l, total coliform 643 MPN/100 ml, besi 2 mg/l, dan khlorida 5 mg/l, dari kondisi awal tidak memenuhi menjadi memenuhi baku mutu persyaratan keperluan higiene sanitasi..
Publisher
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Subject
Cardiology and Cardiovascular Medicine
Reference17 articles.
1. (2010) website Menteri Pekerjaan Umum Indonesia [OnLine]. “Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas” Jawa Timur-Indonesia, Nomor : 268/KPTS/M/2010, Available: https://sda.pu.go.id/assets/files/2010_Pola%20PSDA%20Brantas.pdf
2. (2017) website Menteri Kesehatan Republik Indonesia [OnLine]. “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017” tentang Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Available:
3. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/103041/Permenkes%20Nomor%2032%20Tahun%202017.pdf
4. (2020) website mongabay-ecoton, P. Riski, [OnLine]. “Pencemaran Sungai Surabaya Meningkat Selama Pandemi”, Ecoton, 28 July 2020. Available:
5. https://www.mongabay.co.id/2020/07/28/ecoton-pencemaran-sungai-surabaya-meningkat-selama-pandemi/