Abstract
<p>Maraknya tindakan <em>bullying</em> yang terjadi di lingkungan sekolah saat ini sudah sangat memprihatinkan. Salah satu dampak yang ditimbulkan menyasar pada pelaku, yaitu adanya indikasi yang menggambarkan perilaku agresif yang lebih besar/meningkat dikemudian hari yang dilakukan oleh pelaku. Pemberian intervensi yang efektif bagi pelaku <em>bullying </em>harus didasarkan pada bagaimana kondisi emosinya. Emosi yang melatarbelakangi remaja melakukan tindakan <em>bullying </em>adalah emosi marah. Sedangkan rasa marah yang dimiliki remaja pelaku <em>bullying </em>ialah karena adanya distorsi pada cara berpikirnya. Pelaku <em>bullying </em>akan beranggapan negatif pada setiap situasi yang dirasa mengancam dirinya kemudian jalan keluar yang dapat ia lakukan dalam mengatasi ancaman itu ialah dengan melakukan tindak kekerasan. Dengan adanya distorsi kognitif pada diri pelaku <em>bullying</em> maka pendekatan yang dianggap sesuai adalah <em>cognitive-behavioral therapy</em> (CBT). Asumsi dasar pendekatan CBT adalah bahwa tingkah laku yang ditampilkan dipengaruhi oleh proses kognitif. Jadi dengan CBT, intervensi tidak hanya berfokus pada perubahan tingkah laku (tindakan <em>bullying</em>) akan tetapi mengintervensi pula proses kognitif yang mempengaruhi emosi dan tingkah laku.</p>
Cited by
1 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献