Abstract
Artikel ini mengeksplorasi kemungkinan bagaimana ibadah metaverse dapat menjadi salah satu sarana penting bagi gereja untuk mengakomodasi kegiatan beribadah di tengah situasi pandemi Covid-19 dan selanjutnya. Kemajuan teknologi ini memungkinkan penggunanya untuk hadir di dalam dunia maya dengan avatar masing-masing yang terintegrasi dengan berbagai konteks kehidupan, seperti sekolah, berbelanja, hiburan, dan agama. Metaverse sendiri sebenarnya sudah mulai berkembang sejak tahun 2016 dan sudah mulai digunakan untuk berbagai kegiatan gereja. Dengan perkembangan yang cukup pesat ini, gereja perlu memikirkan berbagai hal mengenai berbagai aspek teologis dari ibadah metaverse, terutama mengenai praktik hospitality di dalam gereja. Dalam praktiknya, gereja dapat belajar dari tradisi Benedictine untuk dapat menguatkan serta melengkapi bagian-bagian yang kurang. Di tengah pertentangan pro dan kontra terhadap praktik hospitality dalam ibadah metaverse, penulis berargumen bahwa ibadah metaverse memang bukanlah sebuah ibadah yang ideal dalam hal hospitality, tetapi orang Kristen dapat membiarkan gereja yang ingin atau sudah melaksanakan ibadah metaverse untuk menemukan pola praktik hospitality mereka sendiri seiring berjalannya waktu.
Publisher
Sekolah Tinggi Teologi Seminari Alkitab Asia Tenggara
Reference25 articles.
1. Blascovich, Jim dan Jeremy Bailenson. Infinite Reality: Avatars, Eternal Life, New Worlds, and the Dawn of the Virtual Revolution. New York: HarperCollins Publishers, 2011.
2. Boersma, Hans. “Liturgical Hospitality: Theological Reflections on Sharing in Grace.” Journal for Christian Theological Research, 8, no. 2 (2003): 67-77.
3. Bolger, Ryan K. “Finding Wholes in the Metaverse: Posthuman Mystics as Agents of Evolutionary Contextualization.” Religions, 12, no. 9 (2021): 1-15, https://doi.org/10.3390/rel12090768.
4. Castronova, Edward. Synthetic Worlds: The Business and Culture of Online Games. Chicago: University of Chicago Press, 2006.
5. Chittister, Joan. The Rule of Benedict: A Spirituality for 21st Century. New York: Crossroad, 2016.