Studi Perbandingan Histopatologi Udang Vaname yang Terinfeksi Vibrio parahaemolyticus dari Tiga Tambak Berbeda
Author:
Khusnah Asmaul,Satyantini Woro Hastuti,Amin Muhammad
Abstract
Udang vaname merupakan salah satu jenis udang yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal ini dikarenakan banyaknya permintaan konsumen terhadap udang vaname. Namun budidaya udang vaname tidak mudah, komoditas tersebut mudah terserang penyakit apabila padat tebar terlalu tinggi dan kualitas air yang buruk. Kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan imunitas udang vaname menurun dan mengakibatkan mudah terserang penyakit salah satunya Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND). Penyakit tersebut dilaporkan salah satunya diakibatkan oleh adanya barkteri Vibrio parahaemolyticus yang menginfeksi udang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerusakan jaringan udang vaname yang terinfeksi bakteri Vibrio parahaemolyticus di tiga tambak yang berbeda. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling dengan metode observasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapang, yakni mengumpulkan data-data primer dan sekunder di lapangan. Data diambil dari tiga lokasi, yaitu Tuban, Sidoarjo dan Pasuruan. Hasil histopatologi dilakukan skoring kerusakan kemudian dianalisis dengan IBM SPSS menggunakan Uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan Uji Z. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kerusakan jaringan pada insang dan hepatopankreas akibat infeksi dari bakteri V.parahaemolyticus memiliki kerusakan yang cukup parah. Kerusakan yang terjadi pada insang mulai dari fusi lamella dan edema. Sedangkan kerusakan yang terjadi pada hepatopankreas adalah peluruhan sel dan infiltrasi. Maka dapat disimpulkan bahwa ketiga tempat yang terinfeksi V.parahaemolyticus terdapat perbedaan tingkat kerusakan jaringan hepatopankreas dan insang pada udang vaname yang terjadi pada hepatopankreas dan insang banyak hingga sangat banyak. Kerusakan terbanyak terjadi pada sampel udang yang berasal dari Kabupaten Sidoarjo
Publisher
Universitas Islam Lamongan
Reference20 articles.
1. Bondad-Reantaso, Melba G (2016). Acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) of penaeid shrimps: Global perspective. SEAFDEC/AQD Institutional Repository (SAIR) 2. Dangtip, S., Sirikharin, R., Sanguanrut, P., Thitamadee, S., Sritunyalucksana, K., Taengchaiyaphum, S., Mavichak, R., Proespraiwong, P., & Flegel, T. W. (2015). AP4 method for two-tube nested PCR detection of AHPND isolates of Vibrio parahaemolyticus. Aquaculture Reports, 2, 158–162. https://doi.org/10.1016/j.aqrep.2015.10.002 3. De La Peña, L. D., Cabillon, N. A. R., Catedral, D. D., Amar, E. C., Usero, R. C., Monotilla, W. D., Calpe, A. T., Fernandez, D. D. G., & Saloma, C. P. (2015). Acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) outbreaks in Penaeus vannamei and p. monodon cultured in the Philippines. Diseases of Aquatic Organisms, 116(3), 251–254. https://doi.org/10.3354/dao02919 4. Dong, X., Bi, D., Wang, H., Zou, P., Xie, G., Wan, X., Yang, Q., Zhu, Y., Chen, M., Guo, C., Liu, Z., Wang, W., & Huang, J. (2017). pirABvp-Bearing Vibrio parahaemolyticus and Vibrio campbellii pathogens isolated from the Same AHPND-affected pond possess highly similar pathogenic plasmids. Frontiers in Microbiology, 8(OCT), 1–9. https://doi.org/10.3389/fmicb.2017.01859 5. Edwin Yulia Setiawan. (2022). Shrimp Farming Production in Indonesia.
|
|