Author:
Bayantari Ni Made,Indonesiani Suyasning Hastiko,Apsari Putu Indah Budi
Abstract
Regulasi diri dapat mengurangi stres dan frustasi serta mempermudah pelaksanaan strategi pemecahan masalah dimana regulasi diri merupakan proses yang gunakan untuk mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, perilaku, dan emosi untuk mencapai tujuan, akan tetapi penyebab stres pada mahasiswa kedokteran bermacam-macam, antara lain tempat tinggal yang jauh dari orangtua/keluarga, finansial, tugas-tugas perkuliahan yang menumpuk, kurangnya manajemen waktu dalam belajar dan prestasi akademik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dalam belajar dengan stres akademik pada mahasiswa tingkat pertama Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa. Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain pendekatan cross sectional, yang dilakukan pada 156 mahasiswa. Data dianalisis dengan SPSS 22.0. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan rerata skor stress akademik pada mahasisiwa yang regulasi dirinya baik dibandingkan dengan mahasisiwa yang regulasi dirinya kurang. Masing-masing memiliki hubungan signifikansi negatif. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan negatif antara stres akademik dengan regulasi diri dimana semakin tinggi regulasi diri dalam belajar maka semakin rendah tingkat stres akademik. Direkomendasikan bahwa siswa harus mengurangi stres akademik dan meningkatkan pengaturan diri.
Publisher
Universitas Pendidikan Ganesha
Subject
Religious studies,Cultural Studies
Reference36 articles.
1. Adawiyah, W. (2016). Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique (Seft) Untuk Menurunkan Tingkat Stres Akademik Pada Siswa Menengah Atas Di Pondok Pesantren. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 4(2), 228–245. https://doi.org/10.22219/jipt.v4i2.3523.
2. Adrian, F. A., Putri, V. S., & Suri, M. (2021). Psikologi Perkembangan. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 10(1), 66–73. https://doi.org/10.36565/jab.v10i1.276.
3. Amalia, V. R., & Nashori, F. (2021). Hubungan Antara Religiusitas dan Efikasi Diri dengan Stres Akademik Mahasiswa Farmasi. Psychosophia: Journal of Psychology, Religion, and Humanity, 3(1), 36–55. https://doi.org/10.32923/psc.v3i1.1702.
4. Ambarwati, P. D., Pinilih, S. S., & Astuti, R. T. (2019). Gambaran tingkat stres mahasiswa. Jurnal Keperawatan Jiwa, 5(1), 40–47. https://doi.org/10.26714/jkj.5.1.2017.40-47.
5. Andriati, R., Indah, F. P. S., & Yunita, R. (2020). Determinan Adversity Quotient dan Kemampuan Berpikir Kritis Dengan Stres Pada Mahasiswa Yang Sudah Bekerja. Edu Masda Journal, 4(2), 145–154. https://doi.org/10.52118/edumasda.v4i2.105.