Faktor Sosioekonomi dan Tingkat Aktivitas Fisik Remaja pada Masa Pandemi COVID-19: Studi pada Siswa SMK
-
Published:2022-07-03
Issue:2
Volume:10
Page:194-200
-
ISSN:2613-9685
-
Container-title:Jurnal Ilmu Keolahragaan Undiksha
-
language:
-
Short-container-title:JIKU
Author:
Salmi ,Markuri Thesa Dwi
Abstract
Penerapan pembatasan fisik selama pandemi COVID-19 dalam dunia pendidikan berdampak pada pengurangan jam belajar di sekolah bahkan pengalihan kegiatan sepenuhnya dari rumah. Hal ini dapat mendorong penurunan tingkat aktivitas fisik remaja usia sekolah menengah atas. Penelitian ini bertujuan untuk faktor sosioekonomi dan tingkat aktivitas fisik remaja pada masa pandemi COVID-19. Penelitian merupakan studi deskriptif yang melibatkan 76 orang remaja berusia 16-19 yang merupakan siswa SMK dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Faktor aktivitas fisik berupa keterlibatan dalam pekerjaan orang tua dan cara berangkat ke sekolah diamati pada penelitian ini. Aktivitas fisik responden selama 7 hari diukur dengan Global Physical activity Questionnare (GPAQ) untuk melihat gambaran aktivitas fisik responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki orang tua dengan pekerjaan petani dan menjadi lebih sering terlibat dalam membantu pekerjaan orang tua pada masa pandemi COVID-19. Hasil pengukuran aktivitas fisik menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki aktivitas fisik pada level sedang. Adanya peningkatan intensitas membantu pekerjaan orang tua diduga mengkompensasi penurunan aktivitas fisik akibat kebijakan belajar dari rumah yang diterapkan pemerintah dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Aktivitas fisik sangat penting dalam managemen indeks massa tubuh untuk mencegah berbagai penyakit terutama penyakit kardiometabolik.
Publisher
Universitas Pendidikan Ganesha
Reference32 articles.
1. Abduh, I., Kamarudin, & Liloi, D. K. (2020). Level aktivitas fisik dan status gizi siswa SMA pada masa pandemic covid-19 (studi pada siswa SMANOR Tadulako Kota Palu). GHDZA: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 4(2), 226–236. https://doi.org/https://doi.org/10.22487/ghidza.v4i2.173. 2. Aira, T., Vasankari, T., Heinonen, O. J., Korpelainen, R., Kotkajuuri, J., Parkkari, J., Savonen, K., Uusitalo, A., Valtonen, M., Villberg, J., Vähä-Ypyä, H., & Kokko, S. P. (2021). Physical activity from adolescence to young adulthood: patterns of change, and their associations with activity domains and sedentary time. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity, 18(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12966-021-01130-x. 3. Alotaibi, T., Almuhanna, R., Alhassan, J., Alqadhib, E., Mortada, E., & Alwhaibi, R. (2020). The relationship between technology use and physical activity among typically-developing children. Healthcare, 8(4), 1–14. https://doi.org/10.3390/healthcare8040488. 4. Batubara, J. R. (2016). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari Pediatri, 12(1), 21. https://doi.org/10.14238/sp12.1.2010.21-9. 5. Bull, F., Goenka, S., Lambert, V., & Pratt, M. (2017). Physical Activity for the Prevention of Cardiometabolic Disease. Disease Control Priorities, Third Edition (Volume 5): Cardiovascular, Respiratory, and Related Disorders, 79–99. https://doi.org/10.1596/978-1-4648-0518-9_ch5.
|
|