Abstract
Dilema resiliensi komunitas nelayan tradisional pesisir merupakan refleksi kondisi nelayan untuk terus bertahan dan melestarikan aktivitasnya menghadapi kerawanan ekonomi, ekologi, dan sosial. Penelitian ini bertujuan merumuskan grand strategy penguatan resiliensi kelompok nelayan tersebut. Penelitian menggunakan kerangka analisis Strength-Weakness-Opportunity-Threats(SWOT) dari Steis (2019) dan David(2013). Metode yang digunakan yaitu metode campuran dengan desain exploratoty sequential. Pada tahap kualitatif identifikasi dilakukan untuk menentukan faktor internal dan faktor eksternal. Informan penelitian terdiri dari kepala desa, nelayan, dan masyarakat. Triangulasi dilakukan berdasarkan sumber, waktu, dan metode. Analisis data dilakukan dengan model interaktif. Pada tahap kuantitatif 17 item kuisioner dirumuskan dengan menggunakan skala Likert. Pengujian validitas dan reliabilitas dibantu dengan aplikasi SPSS 28.1.1. Populasi penelitian sebanyak 64 orang nelayan dengan sampel sebesar 54 responden (dk=95%). Analisis data dilakukan melalui pembobotan untuk menentukan nilai IFAS dan EFAS. Nilai tersebut kemudian dimasukkan dalam kuadran grand strategy. Analisis data kualitatif menghasilkan beberapa faktor internal(S-W) dan faktor eksternal(O-T). Hasil IFAS (-1,25) dan EFAS(1,08) menunjukkan posisi kuadran II. Grand strategy konservatif yang perlu dilakukan yaitu; meningkatkan keterampilan nelayan dalam penangkapan dan pengolahan ikan, kaderisasi nelayan muda, dan mengembangkan industri perkapalan rakyat. Penelitian memberikan saran untuk kebijakan dalam bentuk pelaksanaan program yang lebih baik, kampanye bahari, dan pengembangan perkapalan nelayan.
Publisher
Universitas Pendidikan Ganesha