Author:
David Andre,Panjaitan Firman
Abstract
Gereja di Indonesia masih bergumul dengan upaya kontekstualisasi yang mampu mendaratkan pemahaman Teologi Alkitabiah kepada pemahaman masyarakat lokal. Hal itu terjadi karena sikap gereja yang cenderung menolak kearifan lokal dan memaksa kebudayaan barat kedalam konteks budaya Indonesia, secara khusus budaya Dayak Kanayatn. Beberapa peneliatan sebelumnya telah mencoba untuk melihat bagaimana Suku Dayak Kanayatn memahami iman mereka kepada Jubata yang tergambar pada kearifan lokal yang mereka miliki. Akan tetapi penelitian-penelitian itu belum sampai kepada upaya menunjukan identitas Jubata sebagai Yahweh. Oleh sebab itu artikel ini berupaya menunjukan bahwa Jubata adalah Yahweh yang dahulu telah menyatakan diri-Nya pada Israel, untuk membangun sebuah teologi yang kentekstual sehingga mampu mentransformasi budaya dan gereja, dengan menggunakan metode penelitian kualitatif studi etnografi untuk meneliti kearifan lokal suku Dayak Kanayatn dan tafsir tekstual untuk melihat bagaimana eksistensi Yahweh dalam keluaran 3:14. Nilai-nilai Kristus harus memberi kebaharuan pada kearifan lokal suku Dayak Kanayatn dan Jubata harus dipahami bukan sebagai berhala namun sebagai Yahweh yang berdaulat atas alam semesta dalam versi kearifan lokal suku Dayak Kanayatn. Sebab Jubata adalah yang Yahweh telah menyatakan diri-Nya dengan ungkapan “AKU ADALAH AKU ADA” untuk menyatakan eksistensi-Nya yang kekal dan berdaulat untuk menyatakan diri-Nya pada seluruh umat manusia, secara khsusus suku Dayak Kanayatn.
Publisher
Sekolah Tinggi Theologia Nazarene Indonesia
Cited by
3 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献