Abstract
Fenomena kegairahan spiritual masyarakat perkotaan terutama kalangan remaja tentu merupakan suatu gejala akibat krisis berkepanjangan dan dekadensi moral yang di pengaruhi oleh gaya hidup sebagian masyarakat perkotaan. Remaja yang pada umumnya diliputi oleh ketidakstabilan jiwa sehingga rawan tejerumus yang membutuhkan sentuhan spiritual untuk mengembalikan ketenangan dan keseimbangan jiwanya yang sedang goncang. Ini merupakan fenomena sufisme urban yang ditandai dengan munculnya majelis ta’lim dan dzikir di daerah perkotaan temasuk di Kota Pekalongan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang remaja mengikuti dan memahami makna Tasawuf di Majelis Ta’lim dan Sholawat Qodamul Musthofa Kota Pekalongan. Jenis penelitian ini adalah studi kasus lapangan dengan metode kualitatif. Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan tasawuf. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan terknik wawancara dan observasi langsung. Semua data dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang merupakan santri di Majelis Ta’lim dan Sholawat Qodamul Musthofa terdiri dari berbagai macam latar belakang permasalahan dalam kehidupan, mereka mengalami degradasi moral dan krisis spiritual sehingga mereka memilih jalan sufisme dalam rangka mencari ketenangan jiwa dan memperbaiki kehidupannya. Tasawuf atau sufisme memberikan banyak makna bagi remaja melalui ajaran dan amaliyah tasawuf sehingga menjadi jalan untuk menuju kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.
Cited by
1 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献