Abstract
Identitas suatu tempat pada hakikatnya dapat diubah dan dibentuk. Kondisi seperti ini dapat dimungkinkan sebagai bentuk upaya untuk mengakomodir perubahan keseharian yang terjadi yang terbentuk oleh transformasi dan artikulasi hubungan sosial. Dalam konteks ini, identitas tempat tersebut akan berkaitan erat dengan pengaruh budaya dan tradisi yang berlaku; sesuatu yang bersifat tidak tetap, belum berakhir dan memiliki berbagai variasi bentuk lainnya yang sudah tentu mempengaruhi tempat dan kehidupan masyarakat tempatan. Melalui pendekan penelitian kualitatif, penelitian ini mencari pengaruh budaya Melayu pada identitas sosial kebudayaan di Kota Pekanbaru. Data lapangan dikelompokkan, dianalisis, dan diolah melalui proses iterasi berulang guna memahami bagaimana proses rekonstruksi identitas sosial kebudayaan terjadi, dan bagaimana juga identitas budaya tertentu menjadi dasar dalam proses rekonstruksi identitas ini. Penelitian ini pada akhirnya dapat menyimpulkan bahwa hubungan antara budaya dan identitas dapat dijelaskan melalui arsitektur dan perubahan sosial kebudayaan yang terjadi di kehidupan perkotaan
Publisher
Fakultas Sains dan Teknologi UINSA
Reference26 articles.
1. Adelaar, K. A. (2004). Where does Malay come from? Twenty years of discussions about homeland, migrations and classifications. Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, 160(1), 1-30. doi: 10.1163/22134379-90003733
2. Ballantyne, A. (2007). Deleuze & Guattari for Architects. Abingdon: Routledge.
3. Bourdieu, P. (1984). Distinction: A Social Critique of the Judgement of Taste (New Ed.). London: Harvard University Press.
4. BPS Pekanbaru. (2019). Pekanbaru in Figure 2018. Retrieved 26 April 2019, from https://pekanbarukota.bps.go.id/index.php/kependudukan
5. Creswell, J. W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (2nd Ed). California: SAGE Publications.