Author:
Purba Elen,Apay Frengky,Swastika I Ketut,Felle Zeth Roberth,Rumaseb Ester,Manangsang Frans,Suriyani Suriyani,Gentidatu Sofietje,Suweni Korinus,Sulistyani Sulistyani,Mebri Elisabeth,Rophi Kristiyani Herda,Muspitha Fitri Diah,Mandowen Rospuana,Marjuanah Marjuanah,Pongtiku Sri Rejeki L.
Abstract
Periode lansia sangat rentan terhadap penyakit degeneratif dan penurunan kualitas hidup yang ditandai dengan menurunnnya kemampuan untuk melakukan aktifitas secara mandiri. Pemenuhan nutrisi dan edukasi hidup sehat menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia sehingga tercapainnya lansia sehat dan sejahtera. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui penyuluhan hidup bersih dan sehat, pemeriksaaan kesehatan dan pemberian makanan tambahan. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode edukasi tentang penyakit yang beresiko menyerang lansia, obat herbal, dan penanganan dini pada penyakit diabetes, asam urat, dan kolesterol. Kegiatan diikuti oleh 34 lansia, 78 mahasiswa dan 15 tenaga pengajar sebagai narasumber dan praktisi kesehatan di Panti Tresna Werdha Tat Twam Asi Pos 7 Sentani Jayapura. Hasil yang di capai pada kegiatan ini barupa peningkatan pemahaman lanasia melalui sesi tanya jawab dan terpenuhinnya nutrisi yang di butuhkan lansia melalui pemberian makanan tambahan. Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan lansia melalui hidup sehat dan bahagia.
Reference13 articles.
1. BPS, “Statistik Penduduk Lanjut Usia 2022,” Jakarta, 2022. [Online]. Available: https://www.bps.go.id/publication/2022/12/27/3752f1d1d9b41aa69be4c65c/statistik-penduduk-lanjut-usia-2022.html
2. Deshinta Vibriyanti, “Toward Age-Friendly City: Opportunities and Challenges,” J. Kependud. Indones. |, vol. 13, no. 2, pp. 117–132, 2019, doi: https://doi.org/10.14203/jki.v13i2.321.
3. N. D. P. Budiono and A. Rivai, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Lansia,” J. Ilm. Kesehat. Sandi Husada, vol. 10, no. 2, pp. 371–379, 2021, doi: https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.621.
4. D. Rahayu, H. Irawan, P. Santoso, E. Susilowati, D. S. Atmojo, and H. Kristanto, “Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular pada Lansia,” J. Peduli Masy., vol. 3, no. 1, pp. 91–96, 2021, doi: https://doi.org/10.37287/jpm.v3i1.449.
5. N. Hidaayah, “Stress Pada Lansia Menjadi Faktor Penyebab Dan Akibat Terjadinya Penyakit,” J. Heal. Sci., vol. 6, no. 2, 2015, doi: https://doi.org/10.33086/jhs.v6i2.29.