Abstract
Instagram menjadi ruang publik baru di dunia politik yang digunakan untuk memberikan pengaruh dan menarik simpati publik oleh seorang politikus, salah satunya Ridwan Kamil. Artikel ini bertujuan menjelaskan proses membangun dan mempertahankan identitas politikus selebritas Ridwan Kamil dalam akun Instagram @ridwankamil sebagai cara melakukan proyek hegemoni. Metode campuran digunakan dalam artikel ini melalui pendekatan humaniora digital berbasis korpus, kerangka teori analisis wacana kritis, hegemoni, politikus selebritas, dan presentasi diri. Hasil penelitian menunjukkan dua temuan. Pertama, Ridwan Kamil membangun identitas politikus selebritas melalui akun Instagram melalui citra visual untuk menunjukkan ciri fisik dirinya. Kedua, Ridwan Kamil kerap menggunakan kata “Bandung” dan “Jawa Barat” sebagai titik nodal yang mengacu pada wilayah kekuasaan politik yang dimilikinya, lalu menggunakan kata “saya” dan “kita” serta tiga teknik presentasi diri, yakni self-branding, life streaming, dan micro-celebrity untuk mempertahankan identitas politikus selebritas. Artikel ini berargumen bahwa identitas politikus selebritas merupakan proyek hegemoni karena rantai kesetaraan dan ilusi kedekatan yang diciptakan politikus selebritas mengaburkan relasi kuasa, tetapi di sisi lain menunjukkan dirinya sebagai penguasa.
Publisher
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Reference56 articles.
1. Anthony, L. (2004). AntConc: A Learner and Classroom Friendly, Multi-Platform Corpus Analysis Toolkit.
2. Anthony, Laurence. (2023). Common statistics used in corpus linguistics.
3. Asidiky, Z., Sujatna, E. T. S., Sidiq, I. I., & Darmayanti, N. (2022). A multimodal critical discourse analysis of Ridwan Kamil’s weekly Subuh Berjamaah Instagram posts. Kasetsart Journal of Social Sciences, 43(3), 591–598. https://doi.org/10.34044/j.kjss.2022.43.3.08
4. Azizah, A., Mustika, I., Bias Primndhika, R., & Siliwangi, I. (2020). Analisis Tindak Tutur Caption dalam Instagram Ridwan Kamil. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(3), 2020.
5. Barker, C. (2014). Kamus Kajian Budaya (H. B. Putranto & N. Arya, Ed.). Yogyakarta: Kanisius.