Author:
Ambarwati Alberta Dinar,Handayani Tri,Sofiari Eri
Abstract
<p>Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans menyerang lebih dari 50% dari luas area<br />pertanaman kentang di Indonesia dan dapat menyebabkan kehilangan hasil 10–90%. Perakitan tanaman kentang tahan terhadap<br />penyakit hawar daun P. infestans melalui penyisipan gen RB kemudian disilangkan dengan varietas kentang komersial Atlantic dan<br />Granola telah menghasilkan beberapa klon yang mengandung gen RB. Pengujian di lapangan uji terbatas (LUT) telah dilakukan<br />untuk melihat ekspresi gen RB pada klon-klon turunannya terhadap P. infestans. Selain ekspresi ketahanan terhadap P. infestans, <br />diamati pula karakter agronominya terutama hasil umbi. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan bioefikasi gen RB pada klon-klon <br />kentang transgenik hasil silangan Atlantic atau Granola dengan transgenik Katahdin SP951 terhadap P. infestans, serta mengamati <br />karakter agronomi. Penelitian dilakukan di Banjarnegara, Jawa Tengah pada ketinggian 1.400 m di atas permukaan laut dari bulan <br />Desember 2013 sampai dengan April 2014. Klon-klon yang diuji terdiri atas empat klon silangan Atlantic x transgenik Katahdin<br />SP951, yaitu klon B35, B163, AKRb 134, dan AKRb 354 serta enam klon silangan Granola dengan transgenik Katahdin SP951,<br />yaitu klon D12, D48, D38, D37, GKRb 181, dan GKRb 401. Atlantic dan Granola digunakan sebagai tetua rentan, sedangkan tetua<br />tahan adalah transgenik Katahdin SP951. Percobaan menggunakan dua perlakuan penyemprotan fungisida, yaitu 2 dan 10 kali.<br />Berdasarkan skor ketahanan dan nilai AUDPC, klon-klon kentang transgenik hasil silangan menunjukkan lebih tahan terhadap P. <br />infestans dibandingkan Atlantic atau Granola, dan tidak berbeda nyata ketahanannya dengan transgenik Katahdin SP951, meskipun<br />dengan penyemprotan fungisida secara minimal, 2 dan 10 kali. Pengamatan tinggi tanaman pada 53 hari setelah tanam (HST)<br />menunjukkan tidak ada beda nyata antara klon-klon kentang transgenik hasil silangan dengan tetua-tetuanya atau masih berada dalam<br />kisaran tinggi tanaman kedua tetuanya. Jumlah batang utama klon-klon kentang transgenik hasil silangan adalah 3,3 – 4,6 berbeda<br />nyata dibandingkan Atlantic atau Granola dengan jumlah batang berkisar 2,6 – 2,9. Diameter batang berkisar antara 0,87 – 0,93 cm<br />tidak berbeda nyata dibandingkan Atlantic, Granola atau transgenik Katahdin SP951. Klon-klon kentang transgenik hasil silangan<br />menghasilkan berat umbi per plot berkisar 3.210 – 4.489 g dengan dua kali penyemprotan fungisida, sedangkan Atlantic, Granola,<br />dan transgenik Katahdin SP951, masing-masing 1.355 g, 467 g, dan 3.544 g. Pada perlakuan 10 kali penyemprotan fungisida, hasil<br />umbi per plot paling tinggi diperoleh untuk klon AKRb354 (8.401 g) diikuti B35 (6.557 g), B163 (5.333 g), dan AKRb134 (4.666<br />g), sedangkan Atlantic dan transgenik Katahdin SP951, masing-masing 3.297 dan 6.808 g. Klon D48 dan D37 mempunyai berat<br />umbi per plot sebesar 7.577 g dan 6.653 g, berbeda nyata dengan Granola (2.230 g).</p>
Publisher
Indonesian Agency For Agricultural Research and Development (IAARD)
Cited by
1 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献