Abstract
Abstract
Acne is a skin problem that troubles the sufferers because it could reduce confidence. One of the causes of acne is the growth of Propionibacterium acnes in the skin. Common acne medication is antibiotic, but it’s starting to be abandoned because it could cause resistance. The purpose of the present study was to determine the inhibitory activity and bioactive compound of Noni leaves extract which could inhibit the growth of one of the bacteria which causes acne, i.e. Propionibacterium acne. Extraction was performed by maceration using 96% ethanol, then multilevel fractionation using n-hexane, chloroform, and ethyl acetate solvents. Antibacterial activity was measured by measuring MIC (Minimum Inhibitory Concentration) 2%, 4%, 6%, 8%, and 10% value and the formed inhibition zone. The bioactive compound was identified from the most active fraction by GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrophotometry). The research result showed that the lowest MIC value was chloroform fraction with 4% concentration and average inhibition zone of 24.13 mm. The chloroform fraction of Noni leaves extract contains a terpenoid group of squalene (13.32%), palmitic acid group of n-hexadecanoic acid (13.17%), pyridine-3-carboxamide, oxime, alkaloid group of n-(2-trifluoromethylphenyl) (8.05), and steroid group of beta-sitosterol (7.19%).
Keyword: antibacterial, bioactive, chloroform fraction, Noni leaves, Propionibacterium acne
Abstrak
Jerawat merupakan penyakit kulit yang cukup merisaukan bagi beberapa penderita karena dapat menurunkan rasa percaya diri. Salah satu penyebab tumbuhnya jerawat adalah adanya pertumbuhan bakteri Propionibacterium acne di kulit. Obat jerawat yang sering digunakan adalah antibiotik, tetapi penggunaan antibiotik mulai ditinggalkan karena dapat menimbulkan resistensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas inhibisi dan senyawa bioaktif ekstrak daun mengkudu yang dapat menghambat pertumbuhan salah satu bakteri penyebab jerawat Propionibacterium acne. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%, kemudian difraksinasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, kloroform, dan etil asetat. Aktivitas antibakteri dilakukan dengan mengukur nilai KHM (Kadar Hambat Minimal) pada konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% dengan zona hambat yang terbentuk. Identifikasi senyawa bioaktif dari fraksi paling aktif dilakukan dengan GC-MS (Gas Chromatography Mass Spektrophotometry). Hasil penelitian menunjukkan nilai KHM terendah terdapat pada fraksi kloroform dengan konsentrasi 4% dan memiliki rata-rata zona hambat yang terbentuk adalah 24,13 mm. Fraksi klorofom ekstrak daun mengkudu mengandung senyawa squalene golongan terpenoid (13,32%), n-hexadecanoic acid golongan asam palmitat (13,17%), pyridin-3-carboxamide, oxime,n-(2-trifluoromethylphenyl) golongan alkaloid (8,05), dan beta–sitosterol golongan steroid (7,19%).
Kata kunci : antibakteri, bioaktif, fraksi klorofom, daun mengkudu, Propionibacterium acne
Publisher
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan