Abstract
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,49% atau bertambah 4,5 juta setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan tidak sesuainya program pemerintah dalam menggalakkan program Keluarga Berencana (KB). Program KB mengalami penurunan selama masa pandemi COVID-19, hal ini disebabkan karena fasilitas kesehatan yang akan di akses masyarakat untuk mendapatkan program KB terbatas. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional mencatat adanya penurunan drastis (35%-47%) pada penggunaan kontrasepsi, berkurangnya partisipasi penggunaan KB, dan akan berimbas kepada meningkatnya kelahiran bayi atau biasa disebut sebagai kejadian “baby boom” setelah pandemi COVID-19. Berdasarkan survei awal yang dilakukan kepada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Tebing Tinggi, terjadi penurunan penggunaan kontrasepsi sebesar 21,5% selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab partisipasi penggunaan kontrasepsi selama masa pandemi COVID 19. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis univariat dan analisis bivariat. Metode uji yang digunakan adalah chi square. Sampel penelitian adalah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Tebing Tinggi dipilih berdasarkan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi yaitu pengetahuan (p-value <0.001), dukungan suami (p-value <0.001) dan dukungan tenaga kesehatan (p-value <0.001). Jadi sangat disarankan para suami dapat memberikan dukungan kepada istri terkait penggunaan kontrasepsi, tenaga kesehatan juga berperan dalam memberikan dukungan fasilitas dan tenaga dalam memberikan pelayanan KB kepada akseptor KB. Penyuluh KB dan kader KB di setiap desa/kelurahan dapat memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada akseptor terkait kontrasepsi yang dapat meningkatkan jumlah akseptor KB.
Publisher
UPT Penerbitan Universitas Jember
Cited by
1 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献