Author:
Fauzi Manyuk,Sudjatmoko Bambang,Cahyono Sandi,Suprayogi Imam
Abstract
Daerah aliran sungai Siak bagian hilir merupakan kawasann gambut yang luas dengan kategori gambut sangat dalam (lebih dari 4 meter). Hingga Agutus 2017, berdasarkan laporan Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) jumlah hotspot pada lahan gambut di Provinsi Riau dengan kedalaman lebih dari 4 meter mencapai 397 titik. Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan agenda tahunan Riau, khususnya pada musim kemarau (kering). Tingkat kekeringan suatu daerah dapat diketahui dengan menghitung indeks kekeringannya. Indeks kekeringan merupakan suatu perangkat utama guna mendeteksi, memantau dan mengevaluasi kejadian kekeringan. Salah satu metode guna menghitung indeks kekeringan adalah metode Thornthwaite Mather. Metode tersebut menekankan pentingnya faktor curah hujan dan evapotranspirasi potensial. Analisis kekeringan dilakukan berdasarkan data hujan yang terukur dan tercatat pada 4 stasiun di dalam daerah aliran sungai Siak meliputi Buatan, Kandis, Petapahan Baru dan Pekanbaru. Hasil analisis menunjukan nilai total maksimum indeks kekeringan terjadi pada tahun 2014 dan Tahun 2015 dengan persentase sebagai berikut stasiun hujan Buatan 466,31%, Kandis 398,33%, Petapahan Baru 757,17% dan Pekanbaru 520,77%.
Cited by
1 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献