Author:
Adniana Nareswari ,Moerbono Mochtar ,Suci Widhiati ,Arie Kusumawardani ,Endra Yustin Ellistasari ,Indah Julianto
Abstract
Acrodermatitis enteropathica (AE) merupakan gangguan penyerapan zink yang dapat diturunkan ataupun diperoleh (acquired). Secara klinis, AE ditandai dengan munculnya dermatitis periorifisial dan akral, diare, serta alopesia. Kadar zink serum umumnya menurun pada pasien AE. Kasus: Pasien anak laki-laki berusia 5 tahun dengan keluhan luka keropeng pada wajah, badan, dan ekstremitas yang dirasakan sejak 1 tahun dan memberat selama 1 bulan terakhir. Keluhan disertai adanya kerontokan rambut dan alis, diare serta sulit makan. Tampak status gizi kurang. Pada pemeriksaan dermatovenereologi didapatkan regio perioral, periorbital, trunkus posterior, inguinal, perianal, cubiti, poplitea dan dorsum pedis tampak papul, patch, plak eritem multipel disertai dengan skuama, erosi dan sebagian area disertai krusta kuning kecoklatan di atasnya. Regio oral tampak stomatitis dan cheilitis. Regio orbita tampak injeksi konjungtiva dan sekret. Regio kulit kepala, alis dan bulu mata tampak alopesia total. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar zink serum normal dan penurunan kadar alkaline phosphatase (ALP). Pasien didiagnosis dengan acquired AE. Ditemukan perbaikan klinis pada pasien setelah pemberian suplementasi zink. Diagnosis AE tidak dapat hanya didasarkan pada kadar zink serum yang rendah. Apabila ditemukan pasien dengan gejala klinis mengarah ke AE berupa dijumpainya triad klasik AE, maka diharapkan penyakit dapat segera dikenali sehingga terapi yang tepat dapat diberikan dengan cepat.