Author:
Rika Hapsari ,Mira Irmawati ,Ahmad Suryawan ,Irwanto
Abstract
Latar belakang: Depresi dapat terjadi pada anak dengan penyakit kronis yang menjalani rawat inap. Lamanya rawat inap dapat meningkatkan prevalensi depresi yang dapat memengaruhi outcome pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai hubungan antara lamanya rawat inap dengan depresi pada anak dengan penyakit kronis. Metode: Studi cross-sectional ini dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, mulai dari Januari sampai Maret 2019. Screening depresi dilakukan pada anak berusia 10-18 tahun dengan penyakit kronis seperti hematologi onkologi, penyakit ginjal kronis, penyakit liver yang menjalani perawatan ≥7 hari. Anak dengan riwayat depresi sebelumnya atau penyakit mental lainnya tidak diikutsertakan dalam penelitian. Depresi dievaluasi dengan kuesioner Children’s Depression Rating Scale-Revised (CDRS-R). Analisis statistik menggunakan uji komparasi dan uji korelasi dengan nilai p <0,5. Hasil: Terdapat 58 anak yang dirawat di bangsal IRNA anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya dengan 50 anak yang memenuhi kriteria inklusi. Terdapat 27(54%) anak laki-laki dan 23(46%) anak perempuan. Usia rata-rata adalah 11,8±0,39 tahun. Rata-rata lamanya rawat inap adalah 16±1,6 hari. Hasil screening menunjukkan sebanyak 39(78%) anak mengalami depresi dengan berbagai derajat yaitu depresi sedang sebanyak 17(34%) anak, dan depresi berat sebanyak 22(44%) anak, dengan rata-rata skor CDRS-R adalah 45,2±2,3. Didapatkan bahwa 65,5% anak yang dirawat selama 7-14 mengalami depresi, sedangkan pada anak yang dirawat lebih dari 14 hari sebanyak 95,2% mengalami depresi, dengan nilai OR 10,52; CI 95% 1,227-90,311; p=0,016. Hasil uji korelasi antara lamanya rawat inap dengan skor CDRS-R (r=0,502, p<0,001). Kesimpulan: Anak dengan penyakit kronis yang dirawat di rumah sakit lebih dari 7 hari mengalami peningkatan risiko terjadinya depresi.