Author:
Achmad Satya Negara ,Arie Kusumawardhani
Abstract
Latar belakang: Morfea merupakan penyakit inflamasi kronis yang ditandai dengan sklerosis pada kulit yang termasuk dalam kelompok penyakit sklerotik idiopatik. Wujud kelainan kulit pada frontoparietal linear morphea berupa plak linier atrofi unilateral pada dahi yang dapat meluas hingga alis, hidung, bibir, dan kulit kepala hingga menyebabkan terjadinya alopesia sikatrik. Tujuan laporan kasus ini adalah memberi gambaran tentang penegakan diagnosis frontoparietal linear morphea. Kasus: Seorang perempuan berusia 20 tahun datang dengan keluhan bercak berwarna coklat kehitaman di dahi. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan pada lapisan epidermis tampak gambaran hiperkeratosis tipe basket-weave dan pendataran rete ridge serta sel-sel berpigmen di sel basal dermal-epidermal junction. Dari hasil pemeriksaan fisik dan histopatologi, pasien didiagnosis dengan frontoparietal linear morphea. Pasien diberikan terapi corticosteroid topikal dan sistemik. Diskusi: Morfea merupakan penyakit fibrosis langka pada kulit dan jaringan di bawahnya, di mana dapat terjadi penebalan difus, indurasi, dan atrofi. Pemeriksaan biopsi histopatologi dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. Biopsi histopatologi penyakit morfea fase awal dapat menunjukkan adanya inflamasi, dermis terlihat padat dengan serabut kolagen yang menebal disertai sebukan sel radang, terutama limfosit perivaskuler di antara serabut kolagen, pendataran rete ridges epidermis, dan atrofi. Terapi topikal dengan corticosteroid sebagai antiinflamasi dapat diberikan pada lesi aktif morfea liner tahap awal.
Reference30 articles.
1. Cyrus N dan Jacobe HT. Morphea and lichen sclerosus. Dalam: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, Orringer JS, penyunting. Fitzpatrick’s Dermatology. Edisi ke-9. United States: McGraw-Hill; 2019.h.1106-16.
2. Mertens JS, Seyger MMB, Thurlings RM Radstake TRDJ, de Jong EMGJ. Morphea and eosinophilic fasciitis: an update. Am J Clin Dermatol. 2017;18(1):491-512.
3. Fett N. Scleroderma: nomenclature, etiology, pathogenesis, prognosis and treatments: facts and controversies. Clin in Dermatol. 2013;31(1):432-7.
4. Sehgal VN, Srivastava G, Aggarwal AK, Behl PN, Choudhary M, Bajaj P. Localized scleroderma / morphea. Int J Dermatol. 2002;41(8):467-75.
5. Marsol IB. Update on the classification and treatment of localized scleroderma. Actas Dermosifiliogr. 2013;104(8):654-66.