Author:
Danu Yuliarto ,Wibisono Nugraha ,Moerbono Mochtar ,Ammarilis Murastami
Abstract
Hiperhidrosis merupakan produksi keringat yang berlebihan akibat disfungsi saraf otonom, yang sering terjadi di daerah dengan konsentrasi kelenjar ekrin yang lebih tinggi seperti telapak tangan, telapak kaki, dan aksila. Tata laksana hiperhidrosis meliputi pendekatan farmakologis dan nonfarmakologis. Pasien dengan kondisi hiperhidrosis fokal yang berat perlu mempertimbangkan terapi dengan tindakan pembedahan atau injeksi botulinum toxin. Salah satu teknik pembedahan pada kasus hiperhidrosis aksila yang dinilai efektif adalah dengan prosedur kombinasi liposuction dan kuretase. Kasus: Perempuan berusia 32 tahun, dengan keluhan keluar keringat berlebih, terutama pada daerah ketiak. Pasien sebelumnya pernah mendapatkan terapi oral dari dokter kulit, namun pasien merasa keluhan belum mengalami banyak perbaikan, kemudian pasien disarankan untuk melakukan prosedur pembedahan. Pada pasien ini dilakukan prosedur liposuction-kuretase dengan anestesi tumesen. Diskusi: Penanganan hiperhidrosis dengan agen topikal maupun sistemik pada umumnya hanya memberikan supresi sementara terhadap hyperhidrosis. Pada kasus berat yang sangat mengganggu, terapi pilihan untuk hiperhidrosis aksilaris adalah prosedur pembedahan. Pilihan metode pembedahan dengan kombinasi liposuction-kuretase menggunakan teknik anestesi tumesen relatif sederhana dan aman. Penurunan sekresi kelenjar apokrin pascatindakan liposuction-kuretase memerlukan waktu yang relatif lama. Teknik pembedahan ini memiliki banyak keuntungan, seperti luka yang relatif minimal serta masa pemulihan yang singkat. Pengamatan dan penilaian hasil tindakan kombinasi liposuction-kuretase sebaiknya dilakukan berkala secara subjektif dan objektif pada bulan ke-3, 6, dan 12 pascaoperasi.