Author:
Hayati Aslis Wirda,Husnan Husnan,Roziana Roziana
Abstract
Prevalensi stunting di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR) yaitu sebesar 36,4%. Salah satu upaya untuk mencegah dan mengurangi prevalensi stunting yaitu mengajarkan kepada remaja tentang pola konsumsi pangan berdasarkan gizi seimbang. Pengabdian kepada masyarakat bertujuan meningkatkan pola konsumsi pangan remaja. Penyampaian materi pelatihan dilakukan di SMP N 1 Kampar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar sedangkan praktik dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Riau di Jl. Melur 103 Kota Pekanbaru. Kegiatan dilakukan bulan Februari s.d. Agustus 2022. Peserta pelatihan yaitu siswa sebanyak 12 orang. Praktik penyelenggaraan makanan dilakukan sebanyak 3 kali. Praktik Penilaian pola makan remaja dilakukan menggunakan kuesioner pre dan post test. Pertanyaan berkaitan dengan jenis, jumlah dan frekuensi makan. Penilaian keterampilan remaja dalam penyelenggaraan makanan observasi menggunakan daftar tilik. Hasil dari kegiatan yaitu terjadi peningkatan pola konsumsi pangan remaja sebanyak 6,7% dari 82,7 menjadi 89,4%. Peningkatan terlihat pada frekuensi konsumsi pangan dari 75% mejadi 80%. Jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi remaja sebelum pelatihan terlihat sudah baik dengan nilai di atas 80%. Rata-rata praktik pengolahan menu seimbang remaja sudah termasuk kategori baik dengan nilai di atas 80%. Kesimpulan dari kegiatan ini yaitu terjadi peningkatan pola konsumsi pangan remaja setelah mengikuti kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Buku “Gizi Seimbang Remaja: Cegah Stunting”. Jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi remaja sudah baik sejak sebelum pelatihan. Adapun frekuensi konsumsi pangan remaja menjadi baik setelah pelatihan.
Reference32 articles.
1. Rumah Sakit EMC. (2019). Masalah Gizi Paling Umum pada Remaja. Tangerang: EMC.
2. Kemenkes RI. (2018). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarat : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
3. Mokoginta, F. S., Budiarso, F & Manampiring A. E. (2016). Gambaran pola asupan makanan pada remaja di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Jurnal e-Biomedik (eBm) 4(2):1-10.
4. Hayati, A. W., Hardinsyah & Rusherina. (2019). Penggunaan Pyridinium Crosslinks Urin sebagai Biomarker Sensitivitas Stunting pada Anak Usia 14 - 15 Tahun. Pekanbaru: Poltekkes Kemenkes Riau.
5. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). 2004. Lembaga Ilmu:Jakarta.