Author:
Solikhah Elyana Nur,Jinan Muhohharun
Abstract
Konsep karakter menjadi pembahasan para filsof terdahulu, seperti Puluto dan Aristoteles, sedangkan dalam dunia tokoh tokoh Islam terkenal yang melakukan kajian tentang karakter, yaitu al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Miskwaih Setiap tokoh yang melakukan kajian tentang karakter memiliki ciri khusunya masing masing, salah satu nya terdapat pada tokoh Ibnu Miskwaih yang meiliki ciri khas dengan melakukan kajian karakter yang dihubungan dengan kondisi kejiwaan manusia. Penelitian ini mengunggapkan bagaimana konsep tentang karakter Islam yang dibangun oleh Ibnu Miskwaih dengan menggunakan Library research dimana penulis melakukan pengumpulan data yang terdapat di internet, buku dan sumber kepustakaan kemudian dilakukan analisis dan sintesis. Data yang dihasilkan diungkapkan secara kualitatif, agar dapat mendiskripsikan objek secara alamiah sesuai dengan data yang didapatkan dari berbagai sumber. Hasil dari penelitian ini yaitu konsep karakter yang baik menurut Islam terdiri dari beberapa sifat yang harus dimiliki oleh seseorang, diantara arif, sederhana, bijaksana, dermawan, dan adil. Konsep karakter yang buruk dalam Islam menurut Ibnu Miskwaih digolongkan pada sifat sifat bodoh, mengikuti hawa nafsu, boros, kikir, dan lalim atau melakukan segala sesuatu untuk mendapatkan kekayaan walaupun dengan jalan yang salah.
Publisher
Indonesian Journal Publisher
Reference32 articles.
1. Abidin, Z. (2014). Konsep Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Islam. Jurnal Tapis, 14(2), 270–290.
2. Al-Ghazali. (2015). Ihya Ulum Al-Din. (M. Al-Baqir, Trans.). Bandung: Mizan.
3. Asrori, H. A. (2016). Islamic Education Philosophy Development (Study Analysis on Ta’lim al-Kitab al-Zarnuji Muta’allim Works). Journal of Education and Practice.
4. Attaran, M. (2015). Moral Education, Habituation, and Divine Assistance in View of Ghazali. Journal of Research on Christian Education. https://doi.org/10.1080/10656219.2015.1008083.
5. Bunyamin. (2018). Konsep Pendidikan Karakter menurut Ibn Miskawaih dan Aristoteles. Jurnal Pendidikan Islam, 9(1).