Author:
Purnomo Bagas Prasetyo,Fzahruddin A’rasy
Abstract
Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis dimana terdapat pengusaha yang bergerak dibidang pertanian jagung banyak ditemui di pedesaan. Dalam proses pengolahan jagung sangat bergantung pada sinar matahari namun dikarenakan iklim yang tidak menentu ditambah sinar matahari yang kurang efisien dan higienis dalam melakukan proses pengeringan jaung menyebabkan terhambatnya proses pengolahan jagung. Untuk itu dilakukannya perancangan cabinet pengering yang memanfaatkan panas dari listrik yang didesain khusus untuk mempercepat proses pengeringan. Rak pengering jagung ini memanfaatkan lampu pijar baik bohlam maupun lampu holagen. Selain itu jumlah rak pengering juga di identifikasi sehingga mengetahui kemampuan daya tampung cabinet pengering dalam melakukan kerja. Setelah dilakukannya pengujian alat dengan variasi kecepatan blower sebesar yaitu 15.000, 10.000, dan 5.000 Rpm sedangkan daya listrik yang digunakan adalah 120 watt yaitu 50 watt daya lampu bohlam/halogen, 40 watt heater glass dan 30 watt daya blower. Maka diketahui lampu pijar holagen lebih efektif dalam melakukan kerja yang merata diseluruh bagian rak dalam waktu 30 menit yang dapat mempengaruhi laju pengeringan sebesar 20% hingga 30%.
Publisher
Indonesian Journal Publisher
Reference30 articles.
1. Abhigna, R. (2023). Genetically Optimized PID Controller for a Novel Corn Dryer. Lecture Notes in Networks and Systems, 547, 543–554. https://doi.org/10.1007/978-981-19-6525-8_41
2. Alit, I. B. (2020). Utilization of rice husk biomass in the conventional corn dryer based on the heat exchanger pipes diameter. Case Studies in Thermal Engineering, 22. https://doi.org/10.1016/j.csite.2020.100764
3. Azalim, F. (2024). Study of corn drying in a fixed bed dryer with vertical airflow using the finite volume method. Journal of the Brazilian Society of Mechanical Sciences and Engineering, 46(1). https://doi.org/10.1007/s40430-023-04487-1
4. Bakti, A. S. (2006). Pengeringan pakan pellet dengan alat pengering buatan. Temu Teknis Tenaga Fungsional Pertanian, 90-91.
5. Bakti, A. S. (2006). Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006.