Abstract
Masyarakat yang mendiami sekitar hutan dalam menunjang kehidupan tidak terlepas dari interaksi dengan hutan, tak terkecuali dengan hutan lindung yang memicu kejadian erosi, sedimentasi, banjir dan longsor. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi perusakan antropogenik Hutan Lindung Wosi Rendani (HLWR) dan dampak yang ditimbulkan terhadap sedimen dan erosi. Penelitian dilakukan melalui survey dan analisis data dengan skoring. Kepala KPHL, polisi hutan dan pensiunan pegawai Dinas Kehutanan dipilih dalam pengambilan contoh dengan segaja. Hasil penelitian menunjukkan aktifitas antropogenik di area HLWR meliputi perambahan hutan, penebangan liar, perladangan berpindah dengan cara membakar, pengambilan tanah dan galian C, alih fungsi ke kawasan terbangun. Aktivitas antropogenik berdampak terhadap peningkatan sedimen dari tinggi menjadi sangat tinggi dan erosi berkategori sangat tinggi. Peningkatan sedimen dan erosi disebabkan oleh penyusutan dan perusakan HLWR sekarang tersisa 26% yang jika tidak segera dikelola dengan baik akan menjadi pemicu penyebab banjir maupun banjir bandang.
Reference44 articles.
1. Apriliyana, D. 2015. Pengaruh perubahan penggunaan lahan Sub DAS Rawapening terhadap erosi dan sedimentasi Danau Rawapening. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 11 (1): 103-116
2. Ataribaba, Y., I. Setiawan dan T.I. Noor. 2020. Pola pergeseran nilai kearifan lokal sistem ladang berpindah pada masyarakat arfak. Mimbar Agribisnis Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 6(2): 812-832
3. Awang, S.A. 2006. Sosiologi Pengetahuan Deforestasi: Konstruksi Sosial dan Perlawanan. Penerbit Debut Press. Yogyakarta.
4. [BPDASHL] Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Remu Ransiki. 2016. Laporan monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS Wosi tahun 2016. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.
5. [BPDASHL] Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung Remu Ransiki. 2017. Laporan monitoring dan evaluasi pengelolaan DAS Wosi tahun 2017. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta.