Author:
Dharma Tony Setia,Hutapea John H.,Gunawan ,Setiadi Ananto
Abstract
Pasca transportasi telur ikan tuna pada umumnya menghasilkan tingkat penetasan dan kualitas larva yang belum optimal, oleh karena itu dilakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas larva pada pemeliharaan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui performa telur dan larva yang dihasilkan pada transportasi dengan sistem tertutup. Penelitian dilakukan di Balai Besar Riset Budidaya laut dan penyuluhan perikanan, Gondol-Bali. Perlakuan dalam kegiatan penelitian adalah kepadatan telur ikan tuna yaitu 25.000 butir/L (A), 50.000 butir/L dan 75.000 butir/L. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis sidik ragam. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah tingkat penetasan telur, kualitas prolarva dan parameter kulitas air (suhu, salinitas, DO, pH dan amoniak). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiap perlakuan kepadatan telur menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05). Perlakuan dengan kepadatan 75.000 butir/L menghasilkan persentase tingkat penetasan telur rata-rata tertinggi yaitu 69,33±3,78%, kemudian menyusul kepadatan 25.000 butir/L sebesar 68,33±3,33% dan 50.000 butir/L sebesar 63,33±3,56%. Penyerapan kuning telur terjadi pada hari ke 3 dan berakhir pada hari ke 5 dan 6. Pada hari ke 3 larva mulai membutuhkan makanan alami sebagai energi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup embrio dan larva. Ketahanan pada larva yang baru menetas memiliki nilai sekitar 2,29 - 3,32, hal ini menunjukkan bahwa larva mampu tumbuh dan berkembang.
Reference23 articles.
1. Andriyanto, W., B. Slamet, & I.M.D.J. Ariawan. 2013. Perkembangan embrio dan rasio penetasan telur ikan kerapu raja sunu (Plectropoma laevis) pada suhu media berbeda. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 5(1): 192-203. https://doi.org/10.29244/jitkt.v5i1.7766
2. Akbar, N., N.P. Zamani, & H.H. Madduppa. 2014. Keragaman genetik ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) dari dua populasi di Laut Maluku, Indonesia. Jurnal Depik, 3(1): 65-73. https://doi.org/10.13170/depik.3.1.1304
3. Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengolahan sumberdaya dan lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta. 258 p.
4. Hidayati, D., R. Herlambang, N. Jadit, N.N. Sa’adah, & A.P.D. Nurhayati. 2017. Potential of yellowfin tuna catch in East Java-Indian Ocean based on length frequency and age distribution. International Conference on Mathematic and Natural Sciences (IConMNS 2017). IOP Conf. Series: J. of Physics: 1040. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1040/1/012007
5. Hutapea, J.H., G.N. Permana, & R. Andamari. 2003. Preliminary study of Yellowfin tuna, Thunnus albacares capture for candidate broodstock. International Seminar on Marine and Fisheries. Jakarta, 15-16 Dec.2003. 29-31 pp.