Abstract
Akurasi estimasi tinggi muka laut (SSH) dari satelit altimeter sangat dipengaruhi oleh kondisi perairan dan daratan disekitar perairan tersebut. Estimasi SSH di laut lepas umumnya sudah akurat. Namun, pada daerah pantai, estimasi SSH kurang akurat karena gangguan pantulan sinyal dari daratan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis retracking waveform satelit altimeter pada perairan yang kompleks di Laut Halmahera. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data waveform dari Sensor Geophysical Data Record type D (SGDR-D) Jason-2 dan Jason-3 tahun 2017. Algoritma retracking yang digunakan yaitu Offset Centre of Gravity (OCOG), Iced, Threshold, dan Improved Threshold. Hasil retracking waveform menunjukkan semua retracker memberikan perbaikan data SSH yang signifikan kecuali OCOG. Retracker yang paling cocok diaplikasikan di Laut Halmahera pada teluk dangkal dan sempit yaitu Threshold 10%, pada teluk dalam dan lebar yaitu Threshold 50%, serta pada perairan dekat pulau pulau kecil yaitu Threshold 10% dan Threshold 20%. Secara umum, Non-Brown waveform lebih banyak ditemukan di perairan teluk dangkal dan sempit (rata-rata=63,49%) dibandingkan dengan teluk dalam dan lebar (rata-rata=11,51%) dan perairan pulau-pulau kecil (rata-rata=9,57%). Namun demikian, tingkat perbaikan data SSH di perairan teluk dangkal dan sempit lebih tinggi dibandingkan dengan teluk dalam dan lebar serta perairan pulau-pulau kecil dan laut dalam. Persentase peningkatan perbaikan data (IMP) tertinggi yaitu 96,71% dengan algoritma Improved Threshold 10% pada Jason-2 pass 164.
Cited by
3 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献