Author:
Nofrizal ,Ramdhani Farhan,Jhonnerie Romie
Abstract
Udang mantis (Harpiosquilla rapidhea) merupakan komoditas ekspor hasil tangkapan nelayan dengan alat tangkap gillnet di Kuala Tungkal yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Penangkapan udang mantis di perairan Kuala Tungkal menjadi sebuah entitas usaha yang memanfaatkan sumberdaya perairan yang bersifat open access (terbuka untuk dimanfaatkan) dan common property (sumberdaya milik bersama), sehingga para pelaku usaha penangkapan udang mantis harus berhadapan dengan berbagai pelaku usaha penangkapan lain yang memiliki pemanfaatan sumberdaya berbeda terhadap wilayah perairan yang sama. Kondisi tersebut memunculkan berbagai potensi konflik terkait pembagian wilayah penangkapan, pemanfaatan sumberdaya perairan (hasil tangkapan), penggunaan alat tangkap dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk menduga nilai finansial serta potensi konflik yang mungkin ditimbulkan dari penangkapan udang mantis. Metode yang digunakan adalah metode survei. Dalam kurun waktu 2015 sampai dengan 2017, volume ekspor dan nilai komoditas udang mantis terus mengalami peningkatan. Nilai keuntungan usaha (π) yang dimiliki oleh penangkapan udang mantis sebesar Rp637.500,00 per trip, R/C 5,6 dan PP 39 trip. Berdasarkan hasil tersebut maka penangkapan udang mantis memiliki kelayakan nilai finansial serta dapat dikembangkan. Potensi konflik usaha penangkapan udang mantis cenderung rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak ditemukan adanya wilayah penangkapan yang sama untuk setiap alat tangkap yang beroperasi, penggunaan alat tangkap tidak mengganggu hasil tangkapan pada alat tangkap lain serta ketergangguan secara sosial dari penangkapan udang mantis dengan alat tangkap lain cenderung rendah.