Author:
Budi Ferri Stya,Nurmansyah Ali,Hartono Arief,Widodo
Abstract
Penurunan luas areal tanam dan produksi lada (Piper nigrum) di Bangka dipengaruhi oleh penyakit tular tanah seperti penyakit kuning, busuk pangkal batang, dan jamur akar putih. Penyakit tular tanah berkaitan erat dengan faktor biotik dan abiotik yang memicu perkembangannya, termasuk teknik budi daya yang dilakukan oleh petani. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi sebaran dan faktor teknik budi daya yang memicu perkembangan penyakit tular tanah pada tanaman lada di Bangka. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Tengah, Bangka, dan Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pengumpulan data lapangan dilakukan melalui pengamatan insidensi penyakit dan wawancara terstruktur kepada petani. Hasil analisis disajikan dalam tabel tabulasi silang untuk masing-masing penyakit tular tanah yang dilengkapi dengan plot korespondensi untuk melihat sebaran kelompok faktor budi daya terhadap tingkat insidensi penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyakit kuning ialah penyakit tular tanah dominan pada pertanaman lada di Pulau Bangka, diikuti oleh penyakit busuk pangkal batang dan jamur akar putih. Analisis korespondensi menggunakan uji chi-square pada α 0.05 menunjukkan faktor budi daya yang berkaitan erat dengan insidensi penyakit kuning adalah umur tanaman, populasi tanaman, asal bibit, pola tanam, bahan organik, dan kondisi naungan. Sedangkan faktor yang berpengaruh nyata terhadap penyakit busuk pangkal batang ialah asal bibit, kondisi naungan, dan sanitasi kebun. Pemangkasan sulur berkaitan erat dengan insidensi penyakit jamur akar putih. Teknik budi daya terbukti menjadi faktor penting dalam perkembangan penyakit tular tanah di Bangka. Penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi keterkaitan antarfaktor tersebut diperlukan.
Publisher
The Indonesian Phytopathological Society
Reference31 articles.
1. Bostock RM, Pye MF, Roubtsova TV. 2014. Predisposition in plant disease: exploiting the nexus in abiotic and biotic stress perception and response. Annual Review Phytophatology. 52(23):517–549. DOI: https://doi.org/10.1146/annurev-phyto-081211-172902.
2. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2021. Ekspor Lada Putih dan Hitam menurut Negara Tujuan Utama 2012-2019. Tersedia pada: https://www.bps.go.id/statictable/2019/02/25/2023/ekspor-lada-putih-menurut-negara-tujuan-utama-2012-2021.html [diakses 06 Jun 2023].
3. Daras U, Pranowo D. 2009. Kondisi kritis lada putih Bangka Belitung dan alternatif pemulihannya. Jurnal Litbang Pertanian. 28 (1):1–6.
4. De Waard PWF. 1969. Foliar diagnosis, nutrition, and yield stability of black pepper (Piper nigrum L.) in Sarawak [thesis]. Wageningen (NL): Wageningen University.
5. Drenth A, Guest DI. 2004. Diversity and Management of Phytophthora in Southeast Asia. Canberra (AU): Australian Centre for International Agricultural Research.