Author:
Pinandita Tody,Ismono Darmadji,Ismiarto Yoyos Dias,Chaidir M Rizal
Abstract
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya delayed union atau nonunion pada kasus fraktur adalah pemberian OAINS seperti Meloxicam, namun Meloxicam tetap harus diberikan selama fase inflamasi untuk mengurangi rasa nyeri dan reaksi inflamasi. Tujuan penelitian untuk menganalisis efek Meloxicam terhadap pembentukan kalus paha tikus yang diberikan selama fase inflamasi paska open reduction internal fixation K-wire dinilai secara radiologis. Penelitian merupakan uji eksperimental laboratorium pada 33 tikus jantan dengan metode pengambilan sampel rancang acak sederhana. Penelitian dilakukan di Bagian Farmakologi Klinik FK-Unpad, Departemen/SMF Orthopaedi dan Traumatologi FK Unpad/RSHS Bandung dan Departemen/SMF Radiologi FK Unpad/RSHS Bandung, mulai dari 25 Juli 2017 hingga 7 September 2017. Penelitian menunjukkan kelompok kontrol dan perlakuan I (Meloxicam 7 hari) memiliki skor Tiedeman lebih baik dibandingkan kelompok perlakuan II (Meloxicam 30 hari) pada hari ke-30 (p < 0.05) dan ke-45 (p < 0.05), diameter kalus kelompok kontrol dan perlakuan I lebih baik dibandingkan perlakuan II pada hari ke-30 (p <0.05) dan hari ke-45 (p < 0.05), volume kalus kelompok kontrol dan perlakuan I lebih baik pada hari ke-30 (p < 0.05) dan hari ke-45 (p < 0.05). Kesimpulan penelitian adalah pemberian Meloxicam selama fase inflamasi paska ORIF intramedullary K-wire setelah terjadi fraktur, tidak mempengaruhi proses penyembuhan fraktur.Kata kunci : Meloxicam, paska ORIF, fase inflamasi, penyembuhan fraktur
Cited by
2 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献