Author:
Aulia Deswira,Gunarto Toto,Murwiati Asih,Maimunah Emi
Abstract
Stunting adalah ketika balita gagal tumbuh karena kekurangan gizi kronis. Indonesia merupakan negara terbesar kedua yang memiliki tingkat prevalensi tertinggi se Asia Tenggara. Sementara itu pemerintah Indonesia sudah melaksanakan bermacam cara untuk mengurangi prevalensi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Rata-rata Lama Sekolah Perempuan, ASI Eksklusif, Tingkat Penyelesaian Imunisasi Balita, Keaktifan Posyandu, Ketidakcukupan Konsumsi Pangan dan Sanitasi Layak terhadap Prevalensi Stunting. Regresi OLS yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil Rata-rata Lama Sekolah Perempuan, Keaktifan Posyandu, Sanitasi Layak memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Prevalensi Balita Stunting di 34 Provinsi di Indonesia. Sementara itu untuk Ketidakcukupan Konsumsi Pangan berpengaruh positif signifikan terhadap Prevalensi Balita Stunting di Indonesia tahun 2017-2022. Sedangkan untuk ASI Eksklusif dan Tingkat Penyelesaian Imunisasi Balita tidak berpengaruh terhadap Prevalensi Stunting di Indonesia tahun 2017-2022.
Publisher
Universitas Nusantara PGRI Kediri
Reference26 articles.
1. Aida, A. (2019). Pengaruh kondisi sosial ekonomi terhadap kejadian stunting. Jurnal Budget. https://doi.org/10.22212/jbudget.v4i2.79
2. Ananda, C. F. (2020). Polemik Stunting dan Pembangunan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya.
3. Aridiyah, O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan. Jurnal Pustaka Kesehat, 3(1). https://jurnal.unej.ac.id/index.php/jpk/article/view/2520
4. Astuti, Y. (2022). Pengaruh Sanitasi dan Air Minum Terhadap Stunting di Papua dan Papua Barat. Poltekita: Jurnal Ilmu Kesehatan, 16(3), 261–267. https://doi.org/10.33860/jik.v16i3.1470
5. Desyanti, C. (2017). Hubungan Riwayat Penyakit Diare dan Praktik Higiene dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Simolawang, Surabaya. Amerta Nutrition, 1(3), 243–251. https://doi.org/10.20473/amnt.v1i3.2017.243-251