Abstract
Vitamin D merupakan prohormon yang memiliki fungsi utama mengatur keseimbangan kalsium tubuh. Sebagai imunoregulasi, vitamin D memiliki dua fungsi penting sebagai hormon sekosteroid pada regulasi hemostasis kalsium pada tubuh dan sebagai zat esensial organik yang sangat penting terhadap respons imun, Sebuah studi di Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi defisiensi vitamin D sebesar 50% pada wanita berusia 45-55 tahun, kekurangan vitamin D dapat mengganggu sistem imun, meningkatkan risiko terjadinya rakitis pada anak atau lunaknya tulang sehingga mudah patah atau berubah bentuk pada orang dewasa. Kemudian juga dapat meningkatkan risiko tulang keropos (osteoporosis), penyakit autoimun, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, saluran pernapasan. Tinjauan literatur bertujuan sebagai kajian dan pustaka mutakhir mengenai ancaman defisiensi vitamin D di Indonesia yang menimbulkan kewaspadaan bagi penduduknya dan membahas juga peran vitamin D bagi kesehatannya. Desain menggunakan desain penelitian tinjauan literatur, Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel yang relevan dengan topik dilakukan menggunakan database melalui Scopus, PubMed, Science Direct, CINAHL, ProQuest dan Garuda. hasil review menunjukkan beberapa manfaat terapi vitamin D terhadap daya tahan tubuh yaitu dapat memberikan kecukupan kadar vitamin D, memberikan kesehatan tulang terhidar dari osteoporosis, menstabilkan tekanan darah dan menurunkan apoptosis sel (khususnya pada pasien kanker). Serta pentingnya peran perawat dalam memberikan terapi untuk meningkatkan kualiatas hidup pasien yang memiliki defisiensi vitamin D adalah dengan edukasi mengenai pentingnya paparan matahari pada pukul 09.00-09.30 dan tambahan suplemen vitamin D dengan dosis antara 400-1000 UI/hari sesuai kebutuhan individu
Publisher
The Indonesian Institute of Science and Technology Research
Reference38 articles.
1. A. Ismailova and J. H. White, “Vitamin D, infections and immunity,” Reviews in Endocrine and Metabolic Disorders. 2022. doi: 10.1007/s11154-021-09679-5.
2. J. Fletcher et al., “Autoimmune disease and interconnections with vitamin D,” Endocrine Connections. 2022. doi: 10.1530/EC-21-0554.
3. Pusparini, “Defisiensi vitamin D terhadap penyakit,” Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 2018.
4. Y. B. Hartanto, S. Sugiri, N. Anggriyani, Y. Herry, and U. Bahrudin, “Defisiensi vitamin D pada pasien gagal jantung kronik yang menjalani rawat inap,” Indonesian Journal of Cardiology, 2019, doi: 10.30701/ijc.v39i3.743.
5. Kemenkes, “Riskesdas,” Jakarta, 2018.