Abstract
Abstract. This article proposes the garden model as a new approach that is hospitable to multiple types of spirituality and faith growth. Such a model is characterized as heterogeneous and non-normative. As such, it becomes an alternative to the ladder model that is more homogenous and normative, as explicated in the thought of James Fowler. By comparing the ladder and the garden models, as well as several examples within the garden model, the author demonstrates the advantages of the garden model and its implications for pedagogical, pastoral, and liturgical works of the church. The research shows that the garden model is beneficial in making space for multiple ways toward faith growth as well as the enrichment of the life of the church that respects diversity and celebrates unity.Abstrak. Artikel ini menawarkan model taman sebagai sebuah pendekatan baru yang bersikap ramah pada keberagaman tipe spiritualitas dan pertumbuhan iman. Model ini bersifat heterogen dan non-normatif dan menjadi alternatif bagi model tangga, yang ditampilkan dalam pemikiran James Fowler, yang lebih bersifat homogen dan normatif. Dengan melakukan komparasi antara model tangga dan model taman, serta komparasi atas berbagai contoh dari dalam model taman sendiri, penulis memperlihatkan keunggulan dari model taman ini serta implikasinya bagi praktik pedagogis, pastoral, dan liturgis gereja. Penelitian ini menunjukkan bahwa model taman mampu memberi ruang luas bagi beragam jalan menuju pertumbuhan iman serta pemerkayaan kehidupan gereja yang sekaligus menghargai perbedaan dan merayakaan kesatuannya.
Publisher
Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta
Cited by
3 articles.
订阅此论文施引文献
订阅此论文施引文献,注册后可以免费订阅5篇论文的施引文献,订阅后可以查看论文全部施引文献