Author:
Iin Irawati ,Lila Anggraini ,Sri Wanto
Abstract
Simpang adalah daerah rawan kemacetan dan konflik antar kendaraan. Meskipun sudah terpasang sinyalisasi pada simpang, massih banyak ditemui permasalahan pada simpang, seperti tundaan atau antrian yang panjang terutama pada saat peak hour. Salah satu simpang di kota Semarang yang memiliki antrian atau tundaan panjang adalah simpang Pedurungan. Kawasan Pedurungan merupakan kawasan potensial dengan fungsi tataguna lahan yang bersifat komersiaal atau perdagangan. Dampak dari kawasan komersial adalah tingginya hambatan samping, seperti kendaraan keluar masuk pendekat, pejalan kaki, parkir pada sisi jalan serta kendaraan yang bergeraak melambat. Berdasarkan hal tersebut bertujuan untuk menganalisis kinerja simpang bersinyal dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Variabel dari penelitian ini terdiri dari variabel terikat (panjang antrian) serta variabel bebas (jumlah kendaraan, geometrik, fase, waktu siklus, hambatan samping, kelandaian, perparkiran dan rasio belok kiri maupun kanan). Arus lalulintas tertinggi pada tiap pendekat adalah sebesar 589,7 smp/jam (pendekat Jalan Majapahit (ke Arah Simpang Lima)); 576,0 smp/jam (pendekat Jalan Fatmawati) dan 354,4 smp/jam (pendekat Jalan Brigjen Sudiarto (ke arah Mranggen)). Nilai derajat kejenuhan (Degree of Saturation (DS) untuk tiap pendekat simpang yaitu 0,58 (pendekat Jalan Majapahit (ke Arah Simpang Lima)); 0,48 (pendekat Jalan Fatmawati) serta 0,57 (pendekat Jalan Brigjen Sudiarto (ke arah Mranggen)). Panjang antrian untuk masing - masing pendekat simpang adalah 93 meter (pendekat Jalan Majapahit (ke Arah Simpang Lima)); 70 meter (pendekat Jalan Fatmawati) dan 68 meter (pendekat Jalan Brigjen Sudiarto (ke arah Mranggen)). Dari nilai DS dan panjang antrian yang dihasilkan, kinerja simpang Fatmawati berada pada Level of Service atau LOS (C).